Jakarta (Antara Kalbar) - Universitas Pertahanan (Unhan) Indonesia akan mengukuhkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu ketahanan nasional.
Rektor Unhan Laksamana Madya TNI Dr Desi Albert Mamahit di Kantor Kementrian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Rabu, mengatakan melalui pengukuhan tersebut, Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Profesor pertama di Indonesia dalam bidang ilmu ketahanan nasional.
Pemberian gelar Profesor ilmu ketahanan nasional kepada Presiden RI telah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 40 Tahun 2012 tentang pengangkatan Profesor/Guru Besar tidak tetap pada perguruan tinggi.
Desi Albert Mamahit mengatakan, pengukuhan rencana dilaksanakan diKampus Unhan, Kompleks Indonesia Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Kamis (12/6).
Pengukuhan Dr Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional dilakukan dengan mempertimbangkan penguasaan ilmu Ketahanan Nasional yang diperoleh dari berbagai pendidikan militer dan non militer, baik di dalam maupun di luar negeri.
Yudhoyono, kata dia, juga memiliki latar belakang akademik yang diperlukan untuk menjadi Guru Besar. SBY meraih gelar Master of Art (MA) bidang Manajemen diperoleh dari Webster University, Missiuri, Amerika Serikat.
Selanjutnya, gelar Doktor bidang Ekonomi Pertanian diperoleh dari Institut Pertanian Bogor pada atahun 2004, dengan judul disertasi 'Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Sebagai Upaya Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran: Analisis Kebijakan Ekonomi dan Fiskal'.
Penguasaan akademis berbagai ilmu telah dibuktikan Susilo Bambang Yudhoyono melalui karya-karyanya, berupa buku dan artikel, di antaranya Coping with the Crisis ¿ Securing the Reform (1999); Revitalization of the Indonesian Economy: Business, Politics and Good Governance (2002); Taman Kehidupan, sebuah Ontologi (2004); Transforming Indonesia: Selected International Speeches (2005); Peace Deal with Aceh is Just a Beginning (2005); The Making of a Hero (2005), dan lainnya.
Mantan Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut (Kalakhar Bakorkamla) ini mengatakan, SBY telah memberikan kuliah umum dan orasi ilmiah di beberapa perguruan tinggi ternama di dunia. Pada September 2005, kuliah umum dengan judul "Perpective on the MDGs and the Way Forward to 2015" diberikan di Columbia University, New York, Amerika Serikat.
Pada April 2006, di Islamic University of Imam Muhammad Bin Sa'ud, Riyardh, memberikan kuliah umum dengan judul "Progress and Prosperity". Pada November 2006, menyampaikan orasi ilmiah di Keio University, Tokya dengan judul "Goverrnance, Reforms and Democratic Transformation in Indonesia".
Pada Oktober 2008, SBY memberikan kuliah umum di Beijing University, Tiongkok dengan judul "Indonsia, China and East Asia": Building Bridges During Turbulent Times". Pada September 2009, juga memberikan kuliah umum di The Jhon F Kennedy Scholl of Government, Harvard University Boston, Amerika serikat dengan judul "Towards Harmony Among Civilizations".
Rektor Unhan menambahkan, pada acara pengukuhan Guru Besar tersebut, SBY juga akan menyampaikan pidato berjudul "Perdamaian dan Keamanan dalam Dunia yang Berubah": Tantangan Penyusunan Grand Strategy bagi Indonesia".
"Sebagai Presiden yang juga aktif meluangkan waktu mengajar atau menyampaikan materi kuliah umum di berbagai forum dan universitas, SBY dinilai berhasil mengkonversi 'tacit knowledge' yang dimiliki menjadi 'explicit knowledge'," kata Desi Albert Mamahit yang baru menjabat sebagai Rektor Unhan ini.
Ia menambahkan, "tacit knowledge" adalah ilmu yang tidak kelihatan, yang sering berasal dari pengabdian dan kinerjanya sebagai Presiden dalam mematangkan demokrasi di Indonesia hingga kontribusinya terhadap perkembangan strategi pertahanan negara, mulai dari sisi anggaran, kebijakan industri pertahanan, hingga keberhasilan menjadikan Indonesia sebagai penjaga perdamaian dunia.
SBY Akan Dikukuhkan Jadi Guru Besar Ilmu Ketahanan
Rabu, 11 Juni 2014 11:47 WIB