Pontianak, (Antara Kalbar) - Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Barat mendorong kelompok tani menjadi usaha yang layak dibiayai oleh perbankan setelah sebelumnya dianggap berpotensi dan memenuhi syarat.
"Dengan meningkatnya produksi, pendapatan petani otomatis meningkat sehingga mampu membiayai kebutuhan hidup lainnya," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalbar Hilman Tisnawan saat panen raya padi "Hazton" di Desa Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak, Rabu.
Ia melanjutkan, BI Kalbar bersama Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, serta Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dan instansi yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah melaksanakan lahan percontohan padi metode hazton.
Lokasinya tersebar di beberapa gabungan kelompok tani di Kalbar. Metode hazton ditemukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar pada tahun 2013.
Metode itu sendiri mulai di ujicoba setahun sebelumnya dan dinilai mampu meningkatkan produktivitas petani.
Lokasi lahan percontohan diantaranya Gapoktan Nekat Maju Desa Peniraman dengan luas 25 hektare, Gapoktan Sukatani Desa Matang Segantar Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas seluas 30 hektare.
Kemudian Gapoktan Satuna Raya Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak seluas 10 hektare, dan Gapoktan Usaha Baru Desa Sambora Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak seluas 6 hektare.
Bantuan yang diberikan tidak hanya dalam bentuk sosialisasi penerapan metode tanam hazton, tapi juga penyediaan sarana produksi makro kepada anggotanya.
Selain Gapoktan tersebut, lahan percontohan telah dilaksanakan di Kelompok Tani Dare Nandung, Kecamatan Semparuk, Kabupaten Sambas, dengan luas lima hektare.
Hasilnya, mampu mencapai 8 ton sampai 8,5 ton per hektare, dibanding sebelumnya 4 ton sampai 4,5 ton.
"Melalui peningkatan produksi, BI Provinsi Kalbar mengharapkan terjadi peningkatan kapabilitas usaha gapoktan dari yang sebelumnya potensial, feasible atau eligible menjadi usaha yang bankable sehingga mampu memperoleh akses pembiayaan dari perbankan," kata Hilman Tisnawan.
Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menuturkan, keterlibatan Bank Indonesia karena salah satu tugasnya adalah mengendalikan inflasi.
"Kalau inflasi liar, maka kinerja BI dipertanyakan," kata dia. Ia melanjutkan, BI masuk ke sektor riil termasuk perberasan karena pengaruh yang besar terhadap inflasi.
"Pengaruh beras terhadap inflasi sekitar 40 persen," ujar dia.
(T.T011/B/B012/B012)