Dua hari menjelang 1 Ramadhan 1435 Hijriyah, dalam suasana santai, Manajer PLN Area Pontianak Pugi Wasi Jatmika menyampaikan kondisi kelistrikan kepada sejumlah jurnalis.
Informasi yang disampaikan, bahwa terjadi surplus energi karena adanya penambahan pasokan sebesar 20 MW sebagai upaya meningkatkan keandalan pelayanan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri Tahun 2014.
Ia menjelaskan penambahan tersebut telah dilakukan sejak pertengahan Juni melalui unit di Parit Baru, Jungkat, Kabupaten Pontianak.
Dengan adanya penambahan tersebut, selisih antara daya mampu dan beban puncak yang dilayani PLN Area Pontianak masuk kategori pas-pasan. "Kondisinya surplus, meski sedikit," katanya.
Daya mampu yang dibangkitkan sebesar 247 MW, sedangkan beban puncak 237 MW.
Artinya, ada sisa 10 MW. "Ini pas-pasan, karena kalau ada gangguan, masih sedikit defisit," ujar dia.
Namun, kalaupun terjadi pemadaman, PLN tidak sedikitpun secara sengaja karena sudah menjadi komitmen untuk tetap memberi pelayanan ke pelanggan.
"Terkadang terjadi gangguan yang dialami PLN baik eksternal maupun internal. Misalnya, eksternal penggunaan tali kawat layangan, dahan atau ranting pohon yang mengenai jaringan terutama saat hujan atau angin kencang sehingga terjadi hubung singkat," katanya.
Sedangkan faktor internal, gangguan di mesin pembangkit karena kerusakan atau pemeliharaan rutin. "Semua bisa terjadi secara tiba-tiba, dan kalau sore hari karena pengaruh kelembaban sehingga lebih mudah menghantarkan arus listrik," katanya.
Dua hari sesudahnya, bertepatan dengan 1 Ramadhan 1435 Hijriyah, kondisinya berubah. Pugi Wasi Jatmika kembali menyampaikan kondisi kelistrikan kepada sejumlah jurnalis. Namun kali ini, bukan surplus melainkan defisit. Ini seiring kerusakan yang dialami PLTG Siantan berkapasitas 30 MW sejak Jumat (27/6) malam.
Padahal, menurut Manajer Pembangkitan PLN Wilayah Kalbar Suroso, secara umum, mesin pembangkit yang dimiliki PLN dalam kondisi baik. Bahkan, PLN Wilayah Kalbar juga sudah mampu N + 1, artinya ada cadangan energi dari mesin pembangkit yang setara dengan mesin berkapasitas terbesar. Di PLN Wilayah Kalbar, PLTG Siantan merupakan pembangkit listrik terbesar yang dioperasionalkan.
"Kami sudah berusaha, namun Allah berkehendak lain," ujar dia.
Deputi Manajer Hukum dan Komunikasi PLN Wilayah Kalbar M Doing meminta maaf atas peristiwa itu terlebih ketika memasuki hari pertama Ramadhan. "Tidak ada niat PLN untuk memadamkan listrik," ucapnya, menegaskan.
Ia juga berharap masyarakat dapat membantu dengan menggunakan pemakaian listrik yang perlu dan penting. "Terutama saat beban puncak, karena dapat mengurangi energi listrik yang dibutuhkan," ujar M Doing.
Gara-gara Satu Baut
Apa yang terjadi dengan PLTG Siantan sesungguhnya? GM PLN Wilayah Kalbar Hot Martua Bakara menjelaskan, berdasarkan kajian awal, terjadi getaran di bagian generator PLTG Siantan. Ternyata hal itu dipicu adanya satu baut di bagian rotor yang rusak dan kemudian terlepas.
"Jadi, gara-gara satu baut itu, yang berdampak ke kemampuan PLTG Siantan," ujar dia. Namun untuk mengetahui penyebab pastinya, perlu dilakukan penelitian mendalam. Pemadaman bergilir pun dilakukan.
PLN tentu tidak tinggal diam. Upaya percepatan perbaikan dilakukan meski jadwal diperkirakan butuh waktu minimal tiga bulan. Manajer PLTD Siantan, Parlindungan Sihombing menuturkan, untuk percepatan perbaikan, PLN bekerja sama dengan sejumlah pihak yang kompeten di bidang mesin pembangkit jenis PLTG. "Khususnya yang memiliki pengalaman dalam perbaikan generator PLTG," ujar dia.
Misalnya Puslitbang PLN, Pembangkit Jawa Bali, yang sudah lebih dulu menangani pembangkit skala besar. Kemudian, BUMN terkait dengan suku cadang mesin pembangkit, serta pihak produsen mesin PLTG Siantan, AEG Alsthom asal Perancis.
Menurut dia, pihak pabrikan menganggap kasus yang dialami PLTG Siantan penting untuk pengembangan mesin ke depan.
Mengingat karakteristik PLTG menggunakan teknologi tinggi yang prinsip kerjanya mirip mesin jet pesawat terbang, dibutuhkan ketelitian saat mengoperasikan maupun pekerjaan perawatan.
Komponen mesinnya harus mampu beroperasi di suhu tinggi diatas 500 derajat Celcius dan berputar dengan kecepatan di atas 5 ribu putaran per menit.
Untuk melakukan pemeriksaan, maka rotor generator yang panjangnya sekitar 6 meter, berat 15 ton, harus dikeluarkan. Rotor tersebut ditempatkan dalam ruangan yang suhu dan kelembaban udaranya dapat diatur. Pemeriksaan kerusakan mencakup mekanikal dan elektrikal terdiri dari beberapa tes yang mengacu standar pabrikan dan internasional yang berlaku.
PLTG Siantan memasok sekitar 12 persen energi listrik di Sistem Khatulistiwa. Mulai beroperasi sejak tahun 1997. Setiap hari, kebutuhan bahan bakar minyak mencapai 80 kilo liter per hari.
Prediksi ke Depan
Dengan berbagai tekanan, PLN Wilayah Kalbar menargetkan kondisi kelistrikan untuk Sistem Khatulistiwa akan surplus energi pada September mendatang.
Menurut Hot Martua Bakara, masih terjadi defisit seiring rusaknya PLTG berkapasitas 30 MW sejak 27 Juni lalu. Beban puncak tertinggi yang tercatat di Sistem Khatulistiwa sebesar 246,5 MW. Sedangkan daya mampu pada 21 Juli 221,1 MW atau potensi defisit 25,4 MW.
Kemudian tanggal 22 Juli, daya mampu 228,1 MW dengan beban puncak tetap sehingga defisit 18,5 MW.
Pada Agustus, akan ada tambahan sekitar 9 MW sehingga daya mampu meningkat menjadi 238,1 MW dan defisit menurun.
Surplus diperkirakan sebesar 2 MW pada September seiring masuknya sejumlah pembangkit dengan total kapasitas 12,2 MW. Beban puncak naik menjadi 248,5 MW dan daya mampu 250,3 MW.
Kemudian pada Oktober, PLTG ditargetkan selesai diperbaiki sehingga ada tambahan sebesar 30 MW, surplus juga 30 MW.
Sebulan berikutnya, ada penambahan 2,2 MW dari mesin yang sudah diperbaiki, total daya mampu PLN menjadi 282,7 MW, beban puncak naik jadi 252,2 MW.
Sedangkan Desember, surplus energi diperkirakan mencapai 58,5 MW dengan asumsi PLTU ada yang masuk sistem sebesar 30 MW dan tambahan 2,5 MW. Beban puncak diprediksi naik menjadi 254,5 MW.
Saat ini, yang diupayakan adalah mempertahankan kondisi mesin pembangkit yang tersisa, seiring masih terganggunya pasokan karena kerusakan PLTG Siantan. Tentunya dengan dukungan masyarakat agar ikut berhemat listrik terutama waktu beban puncak.
(T.T011/B/Z003/Z003) 16-08-2014 13:45:41