London (Antara Kalbar) - Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Tahta Suci Vatikan bekerjasama dengan Asiatica Film Mediale akan menayangkan enam film cerita, lima film pendek, dan tiga film dokumenter Indonesia, pada XV Edition of ASIATICA, Encounters with Asian Cinema.
ASIATICA merupakan sebuah festival film Asia di Roma, Italia yang melibatkan berbagai negara Asia, termasuk Indonesia, demikian Sekretaris Tiga KBRI Vatikan Sturmius Teofanus Bate kepada Antara London, Senin.
Festival film ke-15 dibuka secara resmi Jumat lalu dihadiri lebih dari 500 orang pengunjung, yang terdiri dari kalangan diplomatik, pejabat pemerintah Vatikan, seniman film dan masyarakat pencinta film di Roman Contemporary Arts Museum (MACRO), Roma, Italia berlangsung hingga 4 Oktober mendatang.
Acara pembukaan juga dihadiri Erick Thohir yang dikenal masyarakat Italia sebagai Presiden Football Club Intermilan dan sutradara kenamaan Bernardo Bertoluci yang khusus hadir karena ingin berkenalan dengan sutradara muda Indonesia.
Selain mendorong terciptanya network industri perfilman Indonesia dan Eropa, keikutsertaan festival tersebut bertujuan untuk mempromosikan pluralisme Indonesia, terutama dari segi keberagaman budaya, etnis dan agama.
Indonesia sebagai negara plural yang dipersatukan dalam wadah negara kesatuan mengakomodir perbedaan melalui semboyan Bhineka Tunggal Ika. Konsep unity in diversity ini menjadi modalitas yang menjadikan Indonesia sebagai Negara demokrasi sebagaimana penonton bisa melihatnya dalam film Soekarno oleh Hanung Bramantyo yang hadir pada pemutaran film pertama malam ini.
Dubes RI Vatikan, Budiarman Bahar, pada acara pembukaan menyatakan melalui film diharapkan publik di Vatikan dan Italia dapat lebih mudah memahami realitas masyarakat di Indonesia yang plural dengan segala dinamikanya.
Dinamika masyarakat multi-etnis dan agama di Indonesia ditampilkan melalui film "Tanda Tanya (?)" (Hanung Bramantyo 2011). "Provokator Damai" karya Rifky Husein & Ali Madi Salay yang juga mengisahkan perjuangan beberapa tokoh lintas agama di Maluku untuk menciptakan kerukunan dan perdamaian antar umat beragama.
Selain itu, dalam Festival Film ini juga akan diputar film "Lewat Sepertiga Malam", "Something in the Way", "Sepatu Baru" dan "Denok & Gareng". Selama beberapa tahun terakhir, ASIATICA menjadi event penting perfilman Italia dan telah dikenal sebagai sebuah international event.
Festival melibatkan lebih dari 200 orang sineas film dari 26 negara di kawasan Asia dan diselenggarakan dengan dukungan stakeholder terkait pada tingkat nasional maupun kota Roma diselenggarakan berkolaborasi dengan berbagai organisasi termasuk institusi kebudayaan dan kedutaan berbagai negara dari kawasan Asia.
Pada festival ASIATICA edisi ke-14 tahun ini, Indonesia dipilih menjadi focus country dan KBRI Vatikan mendapat kesempatan memberi "warna" Indonesia pada edisi ke-14 festival dengan menampilkan tiga kegiatan, yaitu keikutsertaan film Indonesia, pagelaran tarian tradisional dan Pameran Karya Seni Kontemporer Indonesia yang terintegrasi.
Grup Rumah Budaya Nusantara (RBN) Puspo Budoyo adalah sebuah sanggar seni yang aktif mempromosikan seni dan budaya Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional yang dipimpin Ibu Lies Sumiarso yang tampil pada festival.
Pagelaran seni tari Puspo Budoyo memberi "warna" pluralisme Indonesia dalam festival tersebut dimana sebagian besar tarian yang dibawakan merepresentasikan keberagaman di Indonesia dan menjadi pusat perhatian penonton ketika menampilkan tarian Jawa Barat dan Kalimantan pada acara pembukaan ASIATICA.
Pagelaran khusus Puspo Budoyo di Paladium Theater, Roma mendapat pujian dan sambutan hangat penonton, dan kemudian grup ini tampil pada Festival Internasional di kota Terni
KBRI Vatikan juga menyelenggarakan Pameran Karya Seni Kontemporer Indonesia bekerjasama tokoh muda Indonesia yang bermukim di Melbourne, Australia, Konfir Kabo, dan Bryan Colie dari Melbourne Intercultural Fine Arts (MIFA). MIFA menampilkan 11 karya seniman Indonesia di MACRO salah satu Museum and Art Gallery terbesar di Roma.
Pameran diberi tema Shout! Indonesian Contemporary Arts Exhibition mendapat pujian dari pengamat seni yang mengunjungi pameran ini setelah acara pembukaan memuji karya seniman Indonesia .
Direktur MACRO, Alberta Campitelli, menyatakan kepuasannya atas karya-karya beserta kehadiran seniman dan menyatakan kepada tamu yang hadir dan Dubes Budiarman Bahar , ia bangga Indonesia kini menjadi "new entry" di Galery-nya.
Direktur ASIATICA Italo Spinelli, menyatakan kehadiran Indonesia dalam ketiga events tersebut yaitu film festival, seni-tari dan pameran seni kontemporer diharapkan dapat mempromosikan Indonesia sebagai sebuah negara yang memiliki potensi besar dalam dunia seni dan kebudayaan.
Erick Thohir selaku associate producer dari film SOEKARNO memberikan apresiasi atas upaya penyelenggaraan festival tersebut. Hal ini didukung oleh pemilihan pemilihan venue kegiatan seperti MACRO museum yang merupakan salah satu Museum and Art Gallery terbaik di Italia.(ZG)