Pontianak (Antara Kalbar) - Jajaran Kepolisian Daerah Kalimantan Barat melalui Direktur Binmas Polda Kalbar Kombes (Pol) Suhadi SW menyampaikan permohonan maaf atas insiden pemukulan terhadap tujuh orang mahasiswa oleh anggota polisi saat berunjuk rasa di depan Gedung DPRD, Senin siang.
"Seharusnya peristiwa seperti itu tidak perlu terjadi jika masing-masing pihak dapat mengendalikan diri," kata Suhadi SW di Pontianak.
Ia menjelaskan atas insiden itu, Polda Kalbar akan menanggung semua biaya pengobatan para mahasiswa yang menjadi korban pemukulan di rumah sakit.
"Sementara oknum anggota Polda Kalbar yang melakukan kekerasan juga akan mendapatkan sanksi. Mereka yang bertugas tadi siang akan dilakukan pemeriksaan oleh Propam Polda Kalbar," ujarnya.
Malam ini, menurut Suhadi, Kapolda Kalbar Brigjen (Pol) Arief Sulistianto bersama jajarannya akan membesuk mahasiswa yang menjadi korban pemukulan itu di RSUD Sudarso Pontianak. "Kapolda memerintahkan, agar mahasiswa yang menjadi korban untuk itu dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Medika," ujarnya.
Mahasiswa korban pemukulan oknum polisi tersebut, salah satunya Ketua Umum HMI Cabang Pontianak, Abang Basar. Ia terluka dan setiap meludah mulutnya mengeluarkan darah.
Rahang sebelah kiri juga terlihat bengkak. "Sepertinya bergeser," ujarnya.
Kemudian Sumadi dan Hamdi dari GMNI serta Faiz dari HMI, mengalami luka di kepala, Ian Yus dari Solmadapar yang pingsan di lapangan serta Cholis Miftah dan Andi. "Saya akan melaporkan ke Komnas HAM, karena empat orang dari kami sudah terluka," kata Sumadi.
Sebelumnya, ada tiga unjuk rasa di gedung tempat pelantikan anggota DPRD Provinsi Kalbar periode 2014 - 2019 itu.
Pertama, oleh Jaringan Mahasiswa Peduli Demokrasi (Jarmasi) Kalbar. Kemudian, datang dari KMKS (Komite Mahasiswa Kabupaten Sambas), Solmadapar dan HMI. Mereka terhalang oleh pagar dan barikade aparat sehingga tidak bisa masuk ke dalam ruangan.
Saat unjuk rasa yang kedua, dua mahasiswa sempat diamankan oleh polisi. Keduanya dibawa ke parkiran mobil di gedung yang sama. Letaknya agak di belakang.
Lalu, Basar termasuk yang dibawa ke tenda yang terletak di sebelah pos satpam DPRD Provinsi Kalbar. Ia sempat dihajar hingga berdarah-darah.
Beberapa temannya membela dan terjadi kericuhan. Satu rekan Basar terluka dan berdarah di bagian kepala. Ia mengaku ingin menyelamatkan Basar dari amukan petugas.
Pelantikan DPRD Provinsi Kalbar sendiri tetap berlangsung dan tidak terpengaruh oleh peristiwa itu.
(A057/A029)