Jakarta (Antara Kalbar) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menobatkan penyanyi Afgan sebagai salah satu pemuda pelopor dan berhak mendapatkan penghargaan dari pemerintah pada peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) di Yogyakarta, 28 Oktober 2014.
"Afgan menjadi pemuda pelopor untuk kategori seni dan budaya dari jalur tanpa seleksi. Selain Afgan ada pemuda asal Malang yaitu Gamal Albinsaid yang mengembangkan asuransi sampah," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Sakyan Asmara di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, Afgan ditetapkan sebagai pemuda pelopor untuk kategori seni dan budaya oleh tim yang berisikan orang-orang profesional di bidangnya karena artis yang sedang naik daun di Indonesia itu memiliki perilaku baik, berprestasi dan bebas narkoba.
Selain itu, kata dia, penilaian untuk pemuda pelopor nonseleksi ini juga ditentukan prestasi di tingkat internasional seperti yang diraih oleh Gamal Albinsaid dari Pangeran Charles di Inggris. Pemuda asal Malang itu bahkan mendapatkan penghargaan langsung di Negeri Ratu Elizabet itu.
"Kami sudah menghubungi dua pemuda pelopor yang sudah kami tetapkan. Namun, khusus untuk Afgan kemungkinan tidak bisa hadir. Tapi kami tetap melakukan komunikasi dengan managernya agar mengupayakan Afgan bisa hadir di Yogyakarta," katanya menambahkan.
Selain dari jalur nonseleksi, pemilihan pemuda pelopor ini juga dilakukan melalui seleksi yang melibatkan pemuda seluruh Indonesia. Pada tahun ini pesertanya berasal dari 20 provinsi dan yang masuk dalam penjurian nasional sebanyak 33 pemuda.
"Pemuda yang ikut dalam program ini berusia 16-30 tahun. Ini sesuai dengan undang-undang yang ada," kata Sakyan menegaskan.
Ada lima kaegori yang diperebutkan. Untuk kategori pendidikan dimenangkan oleh pemuda asal Jawa Timur yaitu Mukharim Salasah dengan programnya pendirian pusdiklat terpadu. Kategori seni budaya dimenangkan oleh Taufik Firadaus dari NTB dengan program pendekatan budaya rohani untuk menekan konflik.
Kategori pemanfaatan sumber daya alam dimenangkan oleh pemuda asal Kalimantan Tengah yaitu Salasiah. Meski tidak lulus SD, pemuda itu mampu memanfaatkan limbah rotan menjadi produk kerajinan serta memberdayaan wanita disekitarnya.
Untuk kategori pangan dimenangkan oleh Triyati asal Yogyakarta lewat inovasi nasi tiwulnya. Sedangkan untuk kategori komunikasi dan informasi dimenangkan oleh pemuda asal Bali yaitu I Putu Eka Prasetya lewat karyanya yaitu menerapkan sistem IT untuk merangkum data BOS.
Semua pemenang itu selanjutnya akan mendapatkan penghargaan dari Kemenpora pada puncak peringakatan HSP 2014 di Yogjakarta. Pihak Kemenpora berharap, hasil karya pemuda ini bisa diaplikasikan dengan luas demi kemajuan pemuda di Indonesia.