Jakarta (Antara Kalbar) - Lembaga survei Poltracking menyebutkan bahwa Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menduduki peringkat tertinggi di antara seluruh bakal calon ketua umum Partai Golkar.
Peneliti Poltracking, Arya Budi, pada saat presentasi di Jakarta, Kamis, menjelaskan, Priyo unggul pada sembilan dari 10 kategori dalam survei yang dilakukan melalui metode "focus grup discussion" serta meta analisis terhadap para pakar dan "opinion leader" dengan melibatkan 173 pakar akademisi di bidang sosial politik dan humaniora, terkait dengan regenerasi kepemimpinan Partai Golkar.
Menurut Arya Budi, survei menilai delapan bakal calon ketua umum Partai Golkar, yaitu Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Y Thohari, HR Agung Laksono, MS Hidayat, Agus Gumiwang Kartasasmita, Airlangga Hartarto, Zainuddin Amalia, dan calon incumbent Aburizal Bakrie.
Dari 10 kategori yang disurvei, kata dia, Priyo selalu menduduki peringkat pertama untuk sembilan kategori sehingga dinilai paling layak menduduki jabatan ketua umum Partai Golkar untuk periode lima tahun ke depan.
"Hanya satu aspek yakni integritas dan rekam jejak, Priyo menempati urutan dua," katanya.
Arya Budi menjelaskan, dari 10 kategori tersebut Priyo memperoleh nilai tertinggi dengan rata-rata yakni 6,51 poin.
Arya Budi menjelaskan, pada kategori kompetensi dan kapabilitas Priyo menduduki peringkat pertama dengan nilai 6.53, kemudian visi dan gagasan 6.44, komunikasi elite 6.91, komunikasi publik 6.75, akseptabilitas publik 6.39, pengalaman dan prestasi memimpin 6.63.
Kategori lainnya adalah kemampuan organisasi partai 6.45, kemampuan memimpin koalisi partai 6.70, serta kemampuan memimpin pemerintahan dan negara 6.12 poin.
Sementara calon-calon lain yakni Hajriyanto Y Thohari meraih nilai rata-rata 6,31, HR Agung Laksono (6,03), MS Hidayat (5,59), Agus Gumiwang Kartasasmita (5,8), Airlangga Hartarto (5,73), Aburizal Bakrie (5,61), dan Zainudin Amali (4,98).
"Penilaian para pakar itu perlu diapresiasi untuk objektivitas survei. Hasil pengukuran kita atas kader yang akan maju menjadi ketua umum menemukan relevansinya, karena tak hanya figur incumbent, tetapi juga ada figur di luar itu yang menjadi kandidat," jelas Arya.
Dari hasil survei Poltracking ini, menurut dia, mayoritas pakar dan "opinion leaders" tidak menginginkan Aburizal memimpin lagi Partai Golkar.
Pada kategori tokoh yang paling tidak diinginkan pada Munas Partai Golkar, menurut dia, Aburizal Bakrie menjadi kandidat yang paling tak diinginkan yakni sebesar 52,03 persen.
Kemudian HR Agung Laksono (7,32 persen), Zainuddin Amali (6,5 persen), Hajriyanto Y Thohari (4,07 persen), dan Airlangga Hartarto (3,25 persen), Priyo Budi Santoso (2,44 persen), MS Hidayat (1,63 persen), dan Agus Gumiwang Kartasasmita (0 persen).
Priyo Budi Santoso yang diminta tanggapannya terhadap hasil survei itu menyatakan berterima kasih dan merasa tersanjung karena dinilai cakap dan pantas memimpin partai sebesar Golkar.
Namun, kata mantan wakil Ketua DPR RI ini, yang menentukan siapa yang akan terpilih adalah para pimpinan DPD I, DPD II, ketua umum ormas pendiri dan didirikan se-Indonesia (hasta karya).
"Merekalah pemegang hak suara dan penentu masa depan Partai Golkar. Kalau para pemilik suara memberikan kepercayaan, saya siap memimpin Partai Golkar," kata Priyo.