Jakarta (Antara Kalbar) - Sebuah temuan yang dipublikasikan dalam Jurnal Current Biology pada 26 November lalu menunjukkan, bagaimama anjing dapat membedakan dan memproses berbagai komponen suara manusia.
Hal ini sama seperti manusia yang mendengar orang lainnya berbicara lalu merespon tidak hanya tentang apa yang dikatakan --konsonan dan vokal yang dirangkai menjadi kata-kata dan kalimat -- tetapi juga bagian lainnya, misalnya nada emosional dan jenis kelamin pembicara.
"Meskipun kita tidak dapat mengatakan berapa banyak atau cara anjing memahami informasi, kami dapat katakan kalau anjing bereaksi terhadap informasi verbal dan informasi yang berkaitan. Komponen ini nampaknya diproses di daerah yang berbeda pada otak anjing," kata Victoria Ratcliffe dari School of Psychology di University of Sussex.
Penelitian sebelumnya menunjukkan kalau anjing memiliki bias hemispherik - otak kiri vs kanan - ketika mereka memproses vokalisasi suara anjing lainnya. Ratcliffe dan rekannya, David Reby mengatakan temuan itu merupkan langkah logis untuk menyelidiki apakah anjing menunjukkan bias yang sama dalam menanggapi informasi yang dikirimkan dalam bahasa manusia.
Dalam hal ini, mereka memainkan suara dari berbagai sisi anjing sehingga suara masuk ke telinga anjing pada waktu bersamaan dan dengan amplitudo yang sama.
"Input dari masing-masing telinga terutama ditransmisikan ke belahan berlawanan dari otak. Jika salah satu hemisphere (bagian otak yang bertugas berpikir secara afektif dan rasional) lebih khusus memproses informasi tertentu dalam suara, maka informasi itu dipersepesikan berasal dari telinga yang berlawanan," papar Ratcliffe.
Jika anjing menengok ke kiri, ini menunjukkan kalau suara terdengar lebih jelas oleh telinga kiri. Hal ini menunjukkan kalau hemisphere bagian kanan lebih khusus dalam pengolahan jenis informasi.
Para peneliti lalu mengamati bias umum dalam respon anjing untuk aspek-aspek tertentu dari suara manusia. Ketika mereka memberikan perintah yang akrab diucapkan pada anjing, maka anjing pun memperlihatkan bias proses hemisphere kiri, yang diindikasikan dengan perilaku menengok ke sebelah kanan.
Lalu, ketika intonasi atau isyarat vokal pembicara berlebihan maka anjing menunjukkan bias hemisphere bagian kanan yang signifikan.
"Hal ini sangat menarik karena hasil temuan kami menunjukkan kalau pengolahan komponen suara di otak anjing dibagi antara dua belahan dengan cara yang sebenarnya sangat mirip dengan cara otak manusia," kata Reby seperti dilansir siaran publik Eukaalert yang dikutip dari Science Daily.
Tentu saja, itu tidak berarti anjing benar-benar mengerti segala sesuatu yang manusia katakan. Atau tidak bisa dikatakan kalau anjing memiliki kemampuan berbahasa yang mirip manusia.
Tapi, kata Ratcliffe, hasil ini mendukung gagasan kalau sahabat manusia itu memperhatikan "tidak hanya siapa dan bagaimana kita mengatakan sesuatu tetapi juga untuk apa kita katakan sesuatu itu".
Temuan ini merupakan kabar baik untuk kita karena banyak dari kita yang mencintai anjing, menghabiskan waktu bersama mereka. Mereka mungkin tidak selalu mengerti, tapi benar-benar mendengarkan.