Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Barat, Asep Ruswandi mengatakan, pertumbuhan perbankan di Kalbar pada tahun 2014 masih belum merata dimana pangsa terbesar masih terdapat di kota Pontianak dan Singkawang.
"Hingga akhir tahun 2014 lalu, pertumbuhan perbankan masih belum merata di seluruh wilayah Kalbar, karena pangsa terbesar terdapat di kota Pontianak sebesar 68,81 persen dan Singkawang sebesar 23,87 persen. Sementara untuk daerah lainnya sebesar 23,87 persen, berbanding lurus dengan pertumbuhan perekonomian daerah yang cenderung terpusat di kota Pontianak," kata Asep, saat menggelar dialog dan seminar OJK di Pontianak, Senin.
Dia menjelaskan, hingga semester II tahun 2014 lalu, total aset perbankan di Kalbar mencapai Rp49,49 triliun atau tumbuh sebesar 12,49 persen (YoY), dengan kecenderungan menurun dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi Kalbar. Sementara itu, pangsa aset masih didominasi oleh Bank umum Konvensional sebesar Rp46,081 miliar, diikuti dengan Bank Umum Syariah sebesar Rp3,410 miliar. Sedangkan BPR hanya Rp1,020 miliar.
"Sementara itu, untuk kinerja penyaluran kredit perbankan yang disalurkan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp34,79 triliun dengan pertumbuhan 14,80 persen (YoY). Jika dibanding dengan pertumbuhan kredit secara nasional (11,9 persen) maka, pertumbuhan kredit di Kalbar tergolong tinggi," tuturnya.
Di sisi lain, perkembangan penyaluran kredit UMKM pada Desember 2014, tercatat Rp11,55 triliun atau 33,21 persen dari total kredit pembiayaan perbankan. Dengan portofolio kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, masing-masing sebesar 18,38 persen, 42,04 persen dan 39,58 persen.
Di tempat yang sama, Deputi Komisioner Manajemen Strategis I B, OJK, Lucky F.A. Hadibrata mengatakan hingga Desember 2014, secara Nasional, kredit UMKM tercatat 727,70 triliun atau 19,81 persen dari total kredit perbankan. Artinya, pembagian kredit UMKM tersebut sedikit meningkat dibanding tahun 2013 yang tercatat sebesar 19,21 persen.
"Berdasarkan kepemilikan Bank BUMN mendominasi penyaluran kredit UMKM sebesar 47,14 persen diikuti oleh BUSN Devisa sebesar 32,46 persen. Dimana, proses kredit UMKM mengalami penurunan dibanding tahun 2010, namun dalam kurun waktu Januari 2010 hingga Desember 2014, penyaluran kredit UMKM mencapai titik terendah pada bulan Juli 2010 yang hanya 30,68 persen dan penyaluran terendah terjadi pada bulan Januari 2014 sebesar 18,98 persen," tuturnya.
(KR-RDO/N005)