Pontianak (Antara Kalbar) - Direktur Puskepi Sofyano Zakaria menyatakan, pemerintah dan PT Pertamina (Persero) harus merebut kembali Blok Mahakam yang kini dikuasai oleh "penjajah" yakni Total Perancis dan Inpex Jepang, sejak tahun 1967, yang akan berakhir tahun 2017.
  Â
"Penyerahan wilayah Blok Mahakam yang dimulai sejak tahun 1967 dan berakhir 2017, kepada pihak Perancis dan Jepang tersebut terjadi atas persetujuan pemerintah dan atas nama UU pula sehingga harus direbut kembali, dan sudah selayaknya dikelola 100 persen oleh Pertamina sebagai BUMN," kata Sofyano Zakaria saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.
  Â
Sofyano menjelaskan Blok Mahakam memberikan keuntungan yang luar biasa terhadap Total dan Inpex. Secara bisnis mereka pasti akan berusaha sekuat tenaga mempertahankan bendera" mereka di bumi Blok Mahakam tersebut.
  Â
"Karena itu, bangsa ini harus bersatu mewaspadai segala gerakan yang dilakukan antek-antek asing untuk terus menguasai Blok Mahakam dengan cara apapun," ungkapnya.
  Â
Menurut dia menyerahkan Blok Mahakam kepada Pertamina pada hakekatnya adalah mengembalikan "wilayah jajahan" pihak asing ke pangkuan putra pertiwi. Ini berarti harus diperjuangkan dengan semangat dan tekad yang sama ketika bangsa ini merebut negeri ini dari tangan penjajah yaitu dengan semangat merdeka atau mati.
  Â
Mengapa penguasaan atas Blok Mahakam oleh Total dan Inpex dapat dianggap publik sebagai penyerahan kedaulatan bangsa ini ke tangan asing?. Ternyata penguasaan dan pengelolaan Blok Mahakam selama ini tidak menyertakan secara hukum, BUMN sebagai representasi keterwakilan negara. Artinya, penguasaan dan pengelolaan Blok Mahakam sepenuhnya berada ditangan pihak asing.
  Â
"Kita tidak anti asing, tetapi untuk dan atas nama kedaulatan bangsa, kedaulatan energi bangsa ini, untuk mengelola dan menguras 'isi perut' bumi negeri ini, harusnya asing ditempatkan sebagai mitra dari perusahaan milik pemerintah atau milik negara.
  Â
Ibarat sebuah mobil, asing boleh menjadi sopir dari mobil itu, tetapi ia harus patuh terhadap segala perintah pemilik mobil, karena pemilik mobil adalah pihak yang paling sayang, cinta serta selalu memikirkan keselamatan dan keutuhan kelangsungan keberadaan mobil itu, dari pada sang sopir," ungkapnya.
  Â
Setiap pemikiran dan upaya dari siapapun untuk mempertahankan Blok Mahakam agar tetap berada sebahagian atau sepenuhnya di tangan asing. Menurut dia harus dinilai sebagai sikap penghianatan terhadap bangsa dan rakyat negeri ini.
  Â
Pemimpin dan petinggi negeri ini harus berfikir dan berbuat nyata dengan ikhlas mengembalikan Blok Mahakam ketangan putra pertiwi tanpa perlu beragumentasi dengan mengekspose sikap nasionalisme semu, katanya.
  Â
Mengembalikan penguasaan asing terhadap Blok Mahakam dan juga blok-blok Migas lainnya ketangan BUMN milik bangsa, harus disikapi dengan semangat nasionalisme yang tidak mendua, yaitu langit dan bumi negeri ini adalah milik bangsa Indonesia yang harus dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh bangsa ini melalui BUMN.
  Â
Rakyat perlu memperingatkan oknum-oknum pemimpin dan petinggi pemerintahan negeri ini agar mereka tidak memandang "sebelah mata" dan mengkerdilkan kemampuan anak bangsa untuk mengelola Blok Mahakam, katanya.
  Â
Jika BUMN Pertamina mereka nilai masih belum mampu maka itu merupakan kewajiban merekalah untuk membina dan menjadikan Pertamina mampu berbuat dan bukannya "mengecilkan" kemampuan itu sebagai alat untuk mempertahankan asing dalam "menjajah" Blok Mahakam untuk tetap dikuasai Perancis dan Jepang, kata Direktur Puskepi.
Puskepi: Rebut Blok Mahakam Dari Tangan "Penjajah"
Sabtu, 21 Maret 2015 13:02 WIB