Sekadau ( Antara Kalbar ) - Limbah plastik seperti untuk bungkus kopi atau minuman-minuman energi kerap dibiarkan sehingga mencemari lingkungan.
Namun di Satuan Permukiman (SP) Sekadau, limbah-limbah tersebut dikaryakan beberapa warga menjadi beragam tas jinjing.
Masyarakat transmigran yang mayoritas bekerja sebagai petani, merasa perlu membuat tempat untuk membawa bekal yang praktis dan tahan.
"Bukan saja dari sachet bekas kopi atau minuman, bekas-bekas plastik selang yang biasa dibuang di bibitan sawit pun bisa dibuat menjadi tas atau kalau bahannya banyak bisa saja dibuat menjadi tikar," ungkap Ismail warga SP 4 Tigor, Kecamatan Sekadau Hilir.
Ismail menceritakan lebih lanjut, sekarang sampah plastik banyak dan sudah terbentuk dari pabriknya.
Kalau dibiarkan menumpuk menjadi limbah, sehingga tidak ada salahnya dibuat menjadi tas jinjing untuk membawa rantang pergi kerja.
Bahan yang digunakan tahan air dan ringan serta tidak menyerap air kalau kehujanan, jadi sangat praktis.
"Kalau dari bahan-bahan di hutan seperti untuk membuat tikar, sekarang sudah susah bahannya. Kalau ada yang pesan biasanya kita bandrol seribuan rupiah ke atas atau lebih, tergantung bentuk dan ukurannya," tutupnya.