Menkeu : Dorong Kalbar Industri Manufaktur Berbasis SDA
Senin, 25 Mei 2015 15:54 WIB
Pontianak (Antara Kalbar) - Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menuturkan Provinsi Kalimantan Barat perlu meningkatkan industri manufaktur berbasis sumber daya alam guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Tiga sumber daya alam utama di Kalbar yang perlu dikembangkan untuk itu yakni karet, kelapa sawit dan bauksit," kata Bambang saat Seminar Kebijakan Fiskal dan Perkembangan Ekonomi Terkini di Pontianak, Senin.
Ia mengakui, dibanding daerah lain di Indonesia, secara umum Pulau Kalimantan pertumbuhan ekonominya rendah karena pengaruh dari turunnya harga komoditas seperti kelapa sawit, karet dan batubara.
"Termasuk di Kalbar. Sesungguhnya, Kalbar tidak bisa hanya tergantung komoditas karena itu akan membiarkan anda hidup dalam risiko mengingat harga yang sangat berfluktuatif," ujar dia.
Pada tahun 2011, ketika harga komoditas unggulan itu tengah bagus-bagusnya, membuat banyak orang di Indonesia kelebihan uang tunai. "Permintaan properti, kendaraan bermotor, pun tumbuh sangat tinggi," kata dia.
Namun ada masanya pula harga komoditas tersebut mengalami penurunan drastis seperti yang terjadi saat ini. "Dan ini terus berulang," katanya.
Untuk itu, agar ekonomi di Kalbar punya daya tahan yang lebih, maka perlu membidik sektor manufaktur serta diversifikasi di bidang hilir. Ia mencontohkan untuk bauksit, dapat diolah menjadi alumina sebagai bahan pembuatan alumunium. "Kalau diolah dan menghasilkan alumunium, Indonesia akan menjadi kekuatan yang luar biasa di bidang alumunium," ujar Bambang.
Sedangkan untuk karet, meski Indonesia menjadi produsen terbesar namun tidak banyak memiliki pabrik utama pengolahan bahan baku karet. "Misalnya untuk ban, atau sarung tangan," katanya mencontohkan. Ia menambahkan, ketika wabah ebola sangat marak terjadi di Afrika, permintaan akan sarung tangan karet sangat tinggi. Namun sayangnya peluang itu lebih dimanfaatkan oleh Malaysia yang lebih duluan dalam hilirisasi industri karet.
Sementara untuk crude palm oil (CPO), ke depan akan menjadi bahan bakar pengganti minyak bumi. "Turunan dari CPO bisa menjadi kimia nabati, biodisel, campuran pangan," katanya.
Selain itu, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi adalah dengan mempertahankan daya beli masyarakat serta inflasi. Belanja pemerintah sendiri diperkirakan baru turun pada Mei - Juni untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ia berharap Kalbar dapat menjaga iklim investasi sehingga investor berani untuk masuk dan menanamkan modalnya di provinsi itu.
***3***