Pekanbaru (Antara Kalbar) - Nilai tukar Rupiah terus melemah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di atas Rp13.00 lebih per satu dolar AS, belum mempengaruhi beberapa produsen ponsel untuk menaikkan harga jual produk ponsel di Tanah Air.
"Memang betul, melemahnya nilai tukar akan berpengaruh. Tapi, untuk menaikkan harga jual sangat sulit dan kita tidak langsung naikkan begitu saja," papar Regional General Manager Device Business Department Huawei Indonesia, Hendry Xiao di Pekanbaru, Senin.
Dia melanjutkan, harga ponsel ditentukan banyak hal seperti produk yang sama dari kompetiror, inovasi dari produk yang diluncurkan dan lain sebagainya.
"Tapi kami percaya melemahnya rupiah akan berlalu seiring langkah yang dilakukan pemerintah. Kita tetap optimistis tahun ini targetkan penjualan satu juta untuk semua produk Huawei di Indonesia, di antaranya 100 ribu di Sumatera akan terlapui," katanya.
Huawei secara resmi memasarkan produk terbaru jenis ponsel Huawei Y3 di Kota Pekanbaru, Riau seharga Rp799.000 /unit dengan 48 unit distributor di provinsi ini selain di Pekanbaru juga tersebar seperti Duri, Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai.
"Kita menargetkan penjualan 20 ribu unit untuk semua produk termasuk Huawei Y3," ucap Hendry.
Ketua Asosiasi Pedagang dan Importir Telepon Genggam, Alie Cendrawan sebelumnya mengatakan, jika pelemahan rupiah terjadi dalam jangka pendek, maka harga-harga telepon seluler tidak akan mengalami kenaikan karena kenaikan biaya impor telepon seluler masih ditanggung oleh importir.
"Kalau jangka pendek, biasanya disubsidi oleh importir. Kalau kenaikan nilai tukar sangat drastis, baru harga akan naik. Tapi sejauh ini masih belum terlalu pengaruh," ujarnya.
Namun, katanya melanjutkan, jika rupiah terus melemah, maka importir dan pedagang telepon seluler terpaksa melakukan penyesuaian harga khususnya bagi produk-produk model terbaru.
"Kalau terus melemah, untuk produk lama tidak ada penyesuaian, tetapi untuk produk baru, harganya juga baru. Ini sudah seperti regulasi sejak jaman dulu, regulasi tidak tertulis, jadi suatu kelaziman bagi pengusaha," ucap Alie.