Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengatakan, semakin pekatnya kabut asap dalam beberapa hari terakhir karena asap kiriman dari tetangga Provinsi Kalbar.
"Hari ini asap semakin pekat, padahal titik api di Kalbar tidak terlalu banyak, sehingga besar kemungkinan kami mendapat asap kiriman," kata Cornelis di Pontianak, Rabu.
Ia meminta para pengambil kebijakan dan seluruh elemen masyarakat baik di Kalbar dan provinsi di Kalimantan untuk bersama-sama dalam menekan dan menanggulangi asap akibat terbakarnya hutan dan lahan.
"Musim sekarang sudah tidak bisa diprediksi lagi, seharusnya sekarang musim hujan, tetapi sekarang malah musim kemarau, sehingga kita semua harus saling menjaga agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu Gubernur Kalbar mengklaim pihaknya sudah melakukan upaya pencegahan secara maksimal agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan di provinsi itu, tetapi masih tetap saja kabut asap melanda Kalbar.
"Kami sudah bekerja sama dengan instansi terkait dan telah membentuk Satgas yang konsen terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, dan juga telah melakukan berbagai sosialisasi dalam mengajak masyarakat agar tidak membuka lahan pertaniannya dengan cara dibakar, tetapi kabut asap tetap saja muncul dimusim kemarau," katanya.
Cornelis mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang puntung rokok yang masih hidup sembarangan, karena banyak juga kejadian kebakaran hutan dan lahan disebabkan hal tersebut. "Sekarang kan musim kemarau, sehingga lahan-lahan gambut menjadi kering, sehingga apabila puntung rokok yang dibuang di lahan gambut itu, maka dengan mudah terbakar," ujarnya.
Sebelumnya, Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak, Pratikno mengatakan, potensi hujan di Provinsi Kalbar umumnya hingga beberapa hari ke depan masih kurang.
"Beberapa hari kedepannya potensi hujan di Kalbar masih kurang, sehingga untuk potensi titik api kami perkirakan akan masih tetap ada," katanya.
Penyebaran titik api paling banyak terpantau melalui satelit NOAA, yakni di Kalbar bagian selatan, yakni di Kabupaten Ketapang, Kayong Utara, kemudian Kalbar bagian timur, yakni Kapuas Hulu, Sintang, Melawi dan sekitarnya.
Sementara itu, untuk jarak pandang di sekitar Bandara Supadio Pontianak cukup pendek terutama mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB yang mencapai di bawah seribu meter.