Batam (Antara Kalbar) - Badan Narkotika Nasional menyatakan 11 negara mensuplai narkoba ke Indonesia melalui 72 jaringan internasional yang saat ini beroperasi. Dari sebelas negara tersebut, sindikat terbesar penyuplai berasal dari Tiongkok.
"Ada 11 negara yang mensuplai narkoba ke Indonesia. Narkoba itu muaranya di Indonesia. Ini fakta yang terjadi saat ini," kata Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Budi Waseso di Batam, Jumat.
Ia mengatakan sindikat terbesar penyuplai narkoba asal Tiongkok. Selain itu ada dari kawasan Afrika, Amerika Latin juga memasok narkoba ke Indonesia.
"Semua mengirim narkoba ke Indonesia. Meski begitu masih banyak pihak yang tenang-tenang saja. Sementara kalau ada sedikit saja narkoba yang sampai ke Australia, negara tersebut langsung protes dan mengatakan Indonesia mensuplai ke negara itu," kata dia.
Budi Waseso mengajak semua pihak agar peduli dan sama-sama memerangi peredaran gelap narkoba yang sudah merajalela di Indonesia.
"Panglima TNI (Jenderal Gatot Nurmantio) sudah sepakat bila ada anggotanya yang terlibat sindikat langsung dipecat dan diproses. Ini komitmen yang luar biasa," kata Budi Waseso.
Ia mengatakan maraknya narkoba di Indonesia memang tidak terlepas adanya oknum-oknum dari berbagai lembaga yang terlibat.
Hal tersebut memang sudah menjadi incaran dari jaringan narkoba yang beroperasi di Indonesia sehingga bisnis yang dijalankan bisa lancar.
"Tanpa adanya oknum-oknum yang terlibat tidak mungkin itu terjadi. Jadi butuh komitmen semua lembaga untuk membasminya," kata dia.
Hal tersebut disampaikan Budi Waseso saat memberikan kuliah umum di Universitas Batam pada Jumat siang.
Budi Waseso mengatakan Batam merupakan wilayah terbesar kedua peredaran narkoba mengingat dekat dengan Singapura dan Malaysia yang menjadi lokasi transit narkoba asal Tiongkok.