Beijing (Antara Kalbar) -Pelancong Tiongkok menghabiskan sekitar 462 miliar Yuan atau sekira 67,3 miliar dolar AS selama sepekan liburan Tahun Baru China (Imlek) sejak 27 Januari 2017.
Jumlah tersebut meliputi pengeluaran yang dilakukan turis Tiongkok di dalam negeri dan mancanegara, dan mengalami peningkatan sekitar 48,1 persen secara tahunan, demikian catatan organisasi kartu kredit domestik di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), "China Unionpay" (CUP) di Beijing, Senin.
Berdasar perusahaan tersebut, 343 juta pemegang kartu CUP melakukan transaksi selama 27 Januari hingga 2 Februari.
"Sebagian besar transaksi untuk makan, belanja, transportasi dan perjalanan," ungkap CUP.
Transaksi terbesar terjadi di beberapa negara di Asia Pasifik, Eropa dan Anerika Utara, yang menjadi tujuan utama turis Tiongkok selama liburan Imlek 2017.
Sedangkan Adminitrasi Nasional Pariwisata Tiongkok (CNTA) mencatat selama sepekan liburan Imlek 2568 jumlah turis Tiongkok yang menghabiskan waktu liburannya di mancanegara tercatat sekitar enam juta orang, termasuk yang mengunjungi Indonesia, Thailand dan Amerika Serikat.
CNTA juga mencatat industri pariwisata Tiongkok meraih pendapatan sekitar 423,3 miliar Yuan, sekitar 61, 758 miliar dolar AS atau mengalami kenaikan sekitar 15,9 persen secara tahunan.
Para turis domestik Tiongkok menghabiskan liburan mereka dengan melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman, mengunjugi tempat-tempat wisata, atraksi budaya tahun baru, dan pagelaran festival musim semi yang diadakan sejumlah kuil di beberapa penjuru kota Beijing dan Tiongkok.
Tercatat sekitar 15 provinsi di Tiongkok yang meraih pendapatan sekitar 36,6 miliar Yuan atau sekitar 1.457 miliar dolar AS, dari kegiatan pariwisata selama Imlek.
Provinsi Guangdong menjadi provinsi pendapatan terbesar dari sektor pariwisata selama Imlek 2017, yakni sekitar 36,6 miliar Yuan atau 5.3436 miliar dolar AS, disusul Sichuan, Hubei, Zhejiang, Shandong dan Shaanxi.
Sementara Shichuan menjadi provinsi yang paling banyak dikunjungi turis selama Imlek yakni 63,84 juta orang.
b/a011