Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan perayaan Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili merupakan momentum yang tepat untuk refleksi, evaluasi, dan transformasi diri menuju kepekaan sosial dan kemuliaan.
"Kita dapat membangun kebersamaan, kesetiakawanan, dan menumbuhkan kepedulian, dan rasa sama warga bangsa," ujar Menag Yaqut saat membuka perayaan nasional Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili di Jakarta, Senin.
Menag Yaqut mengatakan perayaan Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili mengangkat tema "Malu ketika tidak mengenal rasa malu, membuat orang tidak menanggung malu".
Tema ini, kata Menag, bermaksud mengingatkan kembali semua pihak akan pentingnya memiliki rasa malu, sejalan dengan apa yang disampaikan Nabi Kong Zi dalam kepercayaan umat Konghucu.
"Yang mengatakan bahwa bila suatu hari dapat memperbaharui diri perbaharuilah terus setiap hari dan jagalah agar baru selama-lamanya, dengan setiap hari melakukan renungan dan refleksi membuat kita semua sadar akan pentingnya rasa malu di dalam diri kita," kata Menag Yaqut.
Menurut Menag, kesadaran akan rasa malu ini berkaitan dengan penguatan integritas yang merupakan salah satu budaya kerja di Kementerian Agama (Kemenag).
Di samping itu, kata Menag, umat Konghucu adalah salah satu elemen bangsa yang ikut memperkuat persatuan nasional negara.
"Mengakui keberadaan agama Konghucu sama seperti agama lain dan menjamin hak umat Konghucu untuk mengamalkan ajaran agama dengan mengekspresikan nilai-nilai budayanya di Tanah Air yang kita cintai ini," kata Menag Yaqut.
Oleh karena itu Menag Yaqut mengajak seluruh umat Konghucu untuk terus meningkatkan pembinaan internal kehormatan masing-masing, meningkatkan tali silaturahmi, merajut kebhinekaan, dan membangun persaudaraan.
"Menyatukan semua kekuatan bangsa dan membangun sinergi berbagai elemen bangsa akan mengantarkan kita mampu mengolah berbagai potensi unggulan nasional demi mewujudkan Indonesia Emas 2045," kata Menag Yaqut.
Baca juga: Kubu Raya meriahkan Imlek 2024 dengan lampion raksasa