Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat Dwi Suslamanto mengatakan saat ini pertumbuhan ekonomi setempat masih sangat bergantung dan dipengaruhi oleh sektor primer terutama pertambangan.
"Berdasarkan realisasi dan tracking ekonomi terkini, fluktuasi harga komoditas menjadi faktor utama yang mempengaruhi laju pertumbuhan Kalbar," ujarnya di Pontianak, Kamis.
Dwi memprediksikan ekonomi Kalbar untuk secara keseluruhan tahun 2017 masih dapat tumbuh lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
"Triwulan II 2017, pertumbuhan ekonomi Kalbar berada di posisi 4,92 persen. Hingga akhir tahun akan lebih baik dan perbaikan itu ditopang oleh perbaikan kinerja aktivitas ekspor luar negeri dan terjaganya komponen konsumsi rumah tangga," kata dia.
Ia menambahkan konsumsi rumah tangga diperkirakan masih dapat tumbuh cukup baik.
"Meskipun dalam konsumsi rumah tangga tersebut terdapat indikasi adanya perilaku masyarakat yang semakin berhati - hati dan menahan tendensi untuk melakukan konsumsi secara berlebihan," jelasnya.
Ia menyebutkan perekonomian Kalbar yang masih berbasis SDA akan terpengaruh pergerakan harga komoditas global. Menurutnya, jika kecenderungan harga komoditas meningkat akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Kalbar.
"Namun karena ekonomi kita masih terbuka dan berbasis SDA maka ketika ekonomi global ibarat lagi batuk maka kita akan batuk juga," paparnya.
Ia memaparkan bahwa perekonomian Kalbar Triwulan II 2017 masih didominasi oleh empat sektor ekonomi utama. Sektor itu meliputi pertanian dengan pangsa terbesar yaitu 21,60 persen. Selanjutnya disusul sektor industri pengelolaan 17 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 15,6 persen dan sektor konstruksi 10, 1 persen.
(U.KR-DDI/T011)