"Ada sebanyak 27.649 peserta khataman Al Quran massal, dan sebanyak 2.500 pokok telok yang akan pecahkan rekor MURI, Sabtu (14/10) besok di Masjid Raya Mujahidin Pontianak," kata Sutarmidji di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan, jumlah rekor khataman massal yang akan dipecahkan Kota Pontianak ini lebih banyak dua kali lipat dibandingkan rekor sebelumnya yang dipecahkan oleh Kabupaten Musirawas tahun 2015 sebanyak 12.500 peserta.
"Tidak hanya mencatatkan rekor peserta terbanyak khataman Al Quran, Pontianak juga akan mencatat sejarah sebagai pemecah rekor pokok telok terbanyak yakni 2.500 pokok telok atau mengalahkan rekor yang pernah dicatat Kabupaten Wonogiri sebanyak 2.025 pokok telok tahun 2015 lalu," ungkapnya.
Sutarmidji menambahkan, kegiatan itu merupakan implementasi dari program Pemkot Pontianak, di mana setiap siswa beragama Islam yang lulus SMP harus sudah khatam Al Quran. Bagi mereka yang belum khatam dan belum mengantongi sertifikat khatam Al Quran ketika mendaftarkan diri melanjutkan pendidikan ke jenjang setingkat SMA, maka siswa bersangkutan akan diberikan pendidikan tambahan baca Al Quran hingga khatam.
"Selama masa pendidikannya di SMA, dia harus khatam Al Quran sehingga ketika mereka menyelesaikan pendidikan SMA, siswa-siswa itu sudah khatam Al Quran bagi yang beragama Islam," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Pontianak, Mulyadi menyatakan jumlah peserta yang sudah terdata untuk ambil bagian dalam Khataman Al Quran massal ini adalah 27.649 yang terdiri dari siswa SD, SMP, SMA/sederajat se-Kota Pontianak, yang di mulai pukul 07.00 WIB di Masjid Raya Mujahidin.
Koordinator Acara dan Publikasi, Suhra Wardi menambahkan,�untuk peserta disediakan tempat di ruang utama Masjid Raya Mujahidin lantai dua, ruang aula dan teras serta plaza yang dilengkapi tenda. Peserta nantinya duduk sesuai dengan kecamatan domisilinya yang sudah ditentukan panitia, dan peserta pria dan wanita duduknya terpisah.
Sedangkan peserta yang hadir lebih dulu dipersilakan memasuki ruang utama dan seterusnya. Sementara para orang tua peserta khataman, berada di luar tempat duduk peserta, sehingga peserta hanya didampingi guru pendamping dan panitia.
Selain itu, lanjutnya lagi, sekolah-sekolah maupun Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang membawa pokok telok, telah disiapkan tenda khusus yang berlokasi di halaman Masjid Raya Mujahidin.
Suhra menambahkan, tidak seluruh pokok telok yang dibawa nantinya diikutsertakan. Oleh karena itu, ia meminta sekolah-sekolah dan OPD memberitahukan mana pokok telok yang akan diikutsertakan dalam lomba sehingga bisa diserahkan untuk didata pihak panitia.
(U.A057/T013)