Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis mengapresiasi upaya dari Bank Kalbar bersama Otoritas Jasa Keuangan, dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar yang gencar melakukan sosialisasi inklusi keuangan hingga ke daerah perbatasan seperti yang telah sukses digelar di Sajingan Besar, Sambas.
"Pemerintah membangun perbatasan menjadi lebih baik sehingga menjadi pertumbuhan ekonomi baru dengan catatan masyarakat harus merespons. Jika tidak, semua akan percuma. Pemerintah melalui perbankan harus terus mendorong peran dan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya termasuk melalui inklusi keuangan," ujarnya di Pontianak, Rabu.
Sementara itu Direktur Utama Bank Kalbar, Samsir Ismail menyebutkan bahwa literasi dan inklusi keuangan akan terus dilaksanakan di waktu mendatang. Sehingga nantinya masyarakat di perbatasan, terluar dan terpencil mendapatkan pemahaman tentang keuangan.
"Bank Kalbar merupakan bank daerah yang selalu mendukung program pemerintah seperti bulan inklusi keuangan termasuk di perbatasan yang seperti baru digelar di Aruk pada 28 Oktober 2017. Harapannya masyarakat pada kawasan perbatasan, terluar dan terpencil lebih memahami tentang perbankan. Sehingga masyarakat akan lebih kreatif dalam menciptakan kegiatan guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang mandiri," jelasnya.
Sementara itu perwakilan OJK Kalbar, M. Akbar menjelaskan masyarakat harus memiliki prioritas dalam mengatur keuangan. Manurutnya apa saja yang masuk dalam kategori keinginan dan mana saja yang masuk ke dalam kategori kebutuhan harus diperhatikan.
"Tentunya masyarakat harus memiliki prioritas tentang kebutuhan terutama dalam kaitannya dengan investasi jangka panjang dan lainnya," papar dia.
Sementara itu juga Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar, Trisno Sumaryadi, menerangkan masyarakat paling tidak bisa bagaimana mengenal uang rupiah yang asli. Dalam pecahan rupiah emisi baru contohnya memiliki karakteristik yang sedikit berbeda. Tak hanya desain uang saja, melainkan tanda pengenal yang dapat di lihat saat diterawang.
"Contohnya dalam pecahan Rp100 ribu, saat dilihat warnanya tidak pudar, saat diraba permukaan nominal terasa kasar dan saat diterawang akan muncul rectoverso hologram logo Bank Indonesia. Intinya pesan kami lakukanlah metode 3D, dilihat, diraba, diterawang saat menerima uang rupiah untuk memastikan keasliannya," papar dia.
(U.KR-DDI/N005)