"Pertumbuhan ekonomi hijau ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang meliputi pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan, meningkatkan ketahanan nasional, ekonomi dan lingkungan. Ini menjadi salah satu konsep pengembangan ekonomi kita," kata Karolin di Ngabang, Senin.
Menurutnya, sebagian besar masyarakat Kalimantan Barat tinggal di kawasan hutan baik itu hutan lindung, hutan produksi maupun kawasan wilayah lain. Masyarakat Kalbar juga sudah hidup ratusan tahun dan menggantungkan hidupnya dari hasil hutan tersebut.
Untuk itu, lanjutnya, sumber daya alam yang ada di Kalbar harus bisa dinikmati oleh masyarakat Kalbar, khususnya yang tinggal di sekitar kawasan hutan.
"Kita tidak boleh hanya disuruh untuk menjaga hutan saja namun kita tidak bisa mendapatkan hasil dari hutan itu. Untuk itu, konsep ekonomi hijau yang berkelanjutan, akan menjadi salah satu program kita ke depan, agar terjadi keselarasan antara kepentingan ekonomi masyarakat dengan upaya melakukan konservasi alam," tuturnya.
Namun untuk mewujudkan hal itu tentu harus ada kerjasama yang baik dari semua pihak agar bisa mengelola sumber daya alam secara bijaksana untuk anak cucu kita nantinya.
Baca juga: Karolin janji percepat pembangunan Polres Kubu Raya
Baca juga: Karolin siap perjuangkan mekanisasi pertanian
Baca juga: Karolin-Gidot siap kawal kelanjutan pembangunan infrastruktur
Baca juga: Karolin-Gidot siap maksimalkan potensi ekonomi Kalimantan Barat
Baca juga: Karolin siap perjuangkan mekanisasi pertanian
Baca juga: Karolin-Gidot siap kawal kelanjutan pembangunan infrastruktur
Baca juga: Karolin-Gidot siap maksimalkan potensi ekonomi Kalimantan Barat
Karolin menambahkan, pada masa pemerintahan Cornelis-Christiandy Sanjaya, pemerintah Kalbar sudah menyusun dokumen rencana pertumbuhan ekonomi hijau Provinsi Kalbar dengan analisis rinci di Kabupaten Kubu Raya, Ketapang dan Kayong Utara.
Dia menjelaskan, dalam penyusunan dokumen pertumbuhan ekonomi hijau tersebut, Provinsi Kalbar menggandeng berbagai pihak, seperti perwakilan pemerintah, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, dan masyarakat.
"Sebagai modal pembangunan ekonomi hijau tersebut, Kalbar memiliki sumber daya alam yang berlimpah, baik di darat maupun laut. Dari luas sekitar 14,7 juta hektare wilayah Kalbar, sekitar 78 persen merupakan daratan dan sekitar 22 persen perairan," katanya.
Terkait hal itu, berdasarkan pola ruang pembangunan, pihaknya telah mengalokasikan sekitar 10,7 juta hektare untuk kawasan budi daya dan empat juta hektare untuk kawasan lindung.
"Pemetaan ini jelas sangat penting untuk menjamin bahwa pembangunan yang dilakukan bukan hanya untuk pertumbuhan kegiatan produksi di kawasan budi daya saja. Ini juga dilakukan untuk melindungi ekosistem yang ada di dalamnya," kata Karolin.Budi Suyanto