Washington (Antaranews Kalbar) - Pemimpin Facebok Inc Mark Zuckerberg pada Selasa memberikan kesaksian di Kongres Amerika Serikat, sementara menghadapi kemungkinan munculnya peraturan baru sebagai akibat dari skandal data pribadi yang melilit jaringan media sosial miliknya.
Tokoh Internet yang berusia 33 tahun itu menghadapi pertanyaan-pertanyaan sengit dalam sidang bersama komite Perdagangan dan Peradilan Senat AS.
John Thune, ketua komite Perdagangan, Ilmu Pengetahuan dan Transportasi Senat AS membuka sidang itu dengan nada keras.
Beberapa jam sebelum sidang berlangsung, orang-orang menunggu dalam antrian di dalam Gedung Kantor Senat Hart di sepanjang ruang sidang di lorong. Beberapa di antara mereka membawa kursi lipat sementara lainnya berdiri atau duduk di lantai.
Baca juga: Facebook bisa didenda terkait pencurian data
Di luar gedung Kongres, kelompok pemrotes daring Avaaz menjajarkan 100 guntingan gambar Zuckerberg sebesar badannya, yang mengenakan kaos bertuliskan "Fix Facebook".
Zuckerberg, yang mendirikan Facebook dari kamar asramanya di Universitas Harvard pada 2004, sedang berjuang untuk membuktikan kepada para pengecamnya bahwa ia adalah orang yang tepat untuk terus memimpin perusahaan, yang telah berkembang menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Facebook menghadapi peningkatan krisis kepercayaan di antara para penggunanya, pemasang iklan, karyawan serta penanam modal setelah mengakui bahwa data pribadi 87 juta orang, yang sebagian besar tinggal di Amerika Serikat, dipanen oleh laman Cambridge Analytica.
Baca juga: Australia selidiki kasus pelanggaran privasi Facebook
Cambridge Analytica adalah perusahaan konsultan politik, yang salah satu kliennya adalah tim kampanye pemilihan Presiden AS Donald Trump.
Pada Jumat, Zuckerberg menyatakan dukungan terhadap usulan undang-undang untuk mewajibkan laman-laman media sosial mengungkapkan identitas para pembeli ruang iklan kampanye politik dalam jaringan mereka.
Saham Facebook naik 2,5 persen dalam perdagangan sore hari.
Facebook berikan kesaksian di Senat AS
Rabu, 11 April 2018 14:10 WIB