Kualalumpur (Antaranews Kalbar) - Pengatur Malaysia akan mempelajari akun otomatis di Twitter menjelang pemilihan umum jika mendapatkan keluhan tentang gerakan dikenal sebagai "bot" itu, kata seorang menteri.
Reuters pada Jumat melaporkan bot membanjiri Twitter dengan puluhribuan pesan mendukung pemerintah dan menentang oposisi, hanya beberapa pekan sebelum pemilihan umum Malaysia pada 9 Mei.
Biro teknologi informasi partai berkuasa Perdana Menteri Najib Razak, Perhimpunan Bangsa Melayu Bersatu, mengatakan tidak berada di belakang "bot" dan tidak mengetahui pelakunya.
Baca juga: Jokowi masuk 10 besar pemimpin terpopuler di Twitter
Menteri Komunikasi Salleh Said Keruak mengatakan di Twitter bahwa "bot" dapat digunakan secara tanpa nama oleh siapa pun dan kementeriannya akan menanggapi keluhan.
"Sebagai pengatur, MCMC akan bekerja sama dengan penyedia, seperti, Twitter dan Facebook, atas keluhan," kata Salleh pada Sabtu malam, mengacu pada Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia.
Ia tidak merujuk pada laporan Reuters.
Baca juga: Twitter Punya Cara Lindungi Pengguna dari Hoax
Twitter dan Facebook berada di bawah pengawasan di Amerika Serikat, tempat anggota parlemen menduga layanan mereka digunakan sebagai bagian dari dugaan upaya Rusia mempengaruhi pemilihan presiden AS pada 2016 untuk mendukung Donald Trump.
Kremlin membantah tuduhan itu.
Twitter memungkinkan "bot" tapi dengan pembatasan.
Pada Februari, Twitter mengatakan tidak lagi mengizinkan orang mengirim pesan sama dari banyak akun, menindak cara petugas Rusia dan orang lain membuat topik bergulir.