Pontianak (Antaranews Kalbar) - Anggota DPR G Michel Jeno menilai penaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate selain akan berdampak menjaga defisit transaksi berjalan tetap di bawah tiga persen, juga mampu menahan arus keluar modal asing.
Kenaikan BI rate akan menghimpun kembali dana masyarakat untuk mengurangi defisit tersebut, serta menjaga nilai tukar rupiah karena investor asing akan tertarik untuk menaruh modalnya di Indonesia, ujarnya di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu.
Setidaknya investor asing yang sudah ada berinvestasi di Indonesia akan tetap menahan modal yang sudah ditanam, kata Michel, anggota Komisi XI DPR Dapil Kalbar.
Selain itu menurutnya BI Rate merupakan instrumen yang biasanya cukup ampuh untuk menurunkan tingkat inflasi karena bank cenderung menaruh dana tabungan nasabah mereka di BI daripada menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit.
"Meskipun bunga yang ditetapkan BI lebih kecil dari bunga kredit, tetapi penjaminnya adalah pemerintah. Sehingga risiko kredit macetnya sangat kecil bahkan mendekati nol. Jika dana milik masyarakat yang dipegang para bank diendapkan di BI, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang, dan pada akhirnya menurunkan tingkat inflasi," kata dia.
Lanjutnya kenikan BI rate juga berdampak pada pasar modal. Menurutnya kemungkinan dana yang diinvestasikan di pasar modal akan beralih ke deposito atau sukuk yang biasanya naik seiiring dgn kenaikan BI Rate.
"Jadi secara umum kebijakan BI untuk menaikan suku bunga tersebut sangat bisa menjaga ekonomi Indonesia saat ini. Semoga hal itu di lapangan berdampak pada ekonomi kita yang stabil," papar dia.
BI Rate naik tahan modal asing keluar Indonesia
Minggu, 3 Juni 2018 8:25 WIB