Sofia (Antaranews Kalbar) - Wartawan Bulgaria, yang melaporkan penyelidikan dugaan korupsi dengan melibatkan dana Uni Eropa, dibunuh di kota Ruse, Danube, kata pihak berwenang pada Minggu.
Jaksa di negara Balkan itu menyatakan jasad Viktoria Marinova, yang berusia 30 tahun, ditemukan di taman di Ruse pada Sabtu. Mereka menyebut namanya hanya dengan inisialnya.
"Ini tentang pemerkosaan dan pembunuhan," kata Menteri Dalam Negeri Mladen Marinov kepada wartawan.
Baca juga: 2.297 Wartawan Terbunuh Sejak 1990
Ia menyatakan tidak ada bukti bahwa pembunuhan itu terkait dengan pekerjaan Marinova. Juga, tidak ada keterangan bahwa ia diancam.
Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov kepada wartawan mengatakan, "Saya yakin pengungkapan pembunuhan perlu menunggu waktu. Pakar terbaik kejahatan dikirim ke Ruse, jangan tekan mereka. Sejumlah besar DNA sudah diperoleh."
Polisi diperkirakan mengungkapkan rincian lebih lanjut pada Senin.
"Kematiannya disebabkan oleh pukulan ke kepala dan cekikan. Telepon saku, kunci mobil, kacamata, dan beberapa pakaiannya hilang," kata jaksa daerah Ruse, Georgy Georgiev.
Baca juga: Wartawan Diculik Dan Dibunuh di Meksiko
Marinova adalah anggota dewan stasiun televisi TVN, yang berpusat di Ruse, salah satu saluran televisi paling terkenal di Bulgaria timurlaut. Ia adalah wartawan ketiga yang dibunuh di Uni Eropa dalam setahun.
Media setempat melaporkan bahwa Marinova baru-baru ini dilibatkan dalam meliput penyelidikan oleh sekelompok wartawan Bulgaria tentang perusahaan-perusahaan yang terkait dengan pembangunan prasarana, yang didanai Uni Eropa dan dikelola pejabat setempat.
Pada Oktober, Daphne Caruana Galizia, wartawan penguak terkenal Malta, tewas akibat bom kuat meledakkan mobilnya. Wartawan Slovakia, Jan Kuciak, ditembak mati pada Februari.
"Dengan kesedihan dan duka mendalam, TVN kehilangan rekan tercinta, Victoria Marinova, dan kami berdoa bagi rekan dan kerabatnya yang sedang berduka cita," kata pernyataan singkat TVN.
Baca juga: Seorang wartawan terbunuh sebelum pemilu yang diwarnai kekerasan
Bulgaria berada di peringkat 111 dari 180 negara di indeks kebebasan pers dunia Wartawan Tanpa Perbatasan tahun ini. Posisi itu lebih rendah daripada anggota lain Uni Eropa dan lebih rendah daripada negara lain di Balkan barat, beberapa di antaranya merupakan calon anggota Uni Eropa.
Pada Oktober 2017, ratusan wartawan Bulgaria berunjuk rasa di pusat kota Sofia menentang ancaman Wakil Perdana Menteri Valeri Simeonov terhadap penyiaran terbesar negara itu. Ia menuduh media utama memimpin upaya kotor besar-besaran terhadapnya.