Pontianak (ANTARA) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar mendorong petani untuk membuat kemasan beras lokal agar bisa menjadi suatu kebanggaan daerah dan meningkatkan nilai tambah petani.
"Saat ini kemasan beras lokal masih minim dan oleh karena itu kita terus mendorong agar Gapoktan atau Poktan maupun Bumdes bisa membuat kemasan beras lokal," kata Kadistan TPH Kalbar Heronimus Hero di Pontianak, Minggu (7/4).
Ia menjelaskan bahwa dengan masih minimnya kemasan beras lokal mengakibatkan jejak beras produksi petani Kalbar di pasar hilang.
"Selama ini beras lokal hanya dikemas dengan karung polos tanpa kemasan khusus dengan merek lokal. Sehingga kemana larinya beras kita di pasar hilang jejak," kata dia.
Menurut dia, dari sisi produksi beras di Kalbar surplus. Namun, ketika di pasar lebih banyak kemasan luar yang beredar sebagaimana yang sering diungkapkan masyarakat.
"Kita surplus namun di pasar banyak merek luar masuk. Kenapa bisa begitu karena beras kita dikemas ulang dikasih merek nasional atau tanpa identitas kita. Setelah kita cek juga ke instansi terkait yang mengurus atau mendata beras masuk ke Kalbar, memang sangat sedikit. Jadi dikemas ulang beras kita sangat betul adanya," katanya menjelaskan.
Dengan persoalan yang ada agar jejak beras lokal ada dan dapat memberikan rasa kebanggaan petani adalah dengan membuat kemasan dengan merek lokal.
"Dengan merek lokal tentu kita bangga. Kemudian nilai tambah yang didapat petani jauh lebih tinggi dari pada jual gabah dan beras tanpa identitas," jelasnya.
Menurut dia, untuk kemasan beras lokal juga harus memperhatikan kearifan lokal. Sehingga petani bukan hanya sekedar menjual beras namun juga mempromosikan daerah atau pun kearifan lokal nya.
"Bisa saja nama berasnya nama kampungnya seperti yang sudah ada Cap Dua Rusa, karena nama kampung Sungai Rusa. Kemudian juga ada di Sambas, Beras Polaria, nama pantai setempat. Intinya, nama ada filosofi dan kearifan lokal setempat agar bisa menjadi kebanggaan daerah," papar dia.
Apalagi untuk saat ini bantuan pemerintah pasca panen semakin gencar seperti vertical dryer dan RMU. Dengan dukungan mekanisasi tersebut dapat meningkatkan mutu beras, katanya lagi.
"Untuk mutu beras tidak lagi bermasalah di beberapa daerah yang mendapat bantuan dari pemerintah. Hanya saja agar bantuan maksimal pemanfaatannya yakni dengan membuat kemasan. Sehingga nilai jual beras petani tinggi. Dengan hal itu tentu juga akan meningkatkan nilai tambah petani dan bermuara kesejahteraan petani," kata dia.