Pontianak (ANTARA) - Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Hefrizal menegaskan sekolah lapang iklim (SLI) merupakan agenda penting yang rutin pihaknya dilaksanakan sebagai edukasi dalam meningkatkan produktivitas pertanian guna meningkatkan ketahanan pangan dan terkait perubahan iklim global saat ini.
"Kita harus menyadari, perubahan iklim dan ketahanan pangan itu merupakan hal nyata,” kata Hefrizal kepada 25 peserta SLI dan Sosialisasi Agroklimat di Pontianak, Rabu.
Hefrizal mengharapkan melalui kegiatan SLI desiminasi atau sosialisasi agroklimat BMKG semakin memberikan pemahaman ilmu pengetahuan seputar BMKG. Dia meminta kepada peserta agar meningkatkan kemampuan guna mengantisipasi dampak gejala iklim ekstrem terhadap kegiatan pertanian dan peningkatan diseminasi layanan informasi meteorologi dan klimatologi kepada penyuluh pertanian, sekaligus memberikan pemahaman informasi iklim berikut pemanfaatannya secara optimal yang dapat menunjang keberhasilan pembangunan di sektor pertanian.
"Jadi tidak semua user itu memahami desiminasi BMKG. Melalui SLI sosialisasi agroklimat kita ingin akses informasi yang didapat dan dipahami juga dapat disampaikan peserta SLI kepada masyarakat dengan baik," ujar Hefrizal.
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Mempawah, Kalimantan Barat, Syafrinal menambahkan, peserta SLI sosialisasi agroklimat berlangsung sejak 25 hingga 27 Juni 2019, kegiatan tersebut diikuti sebanyak 25 peserta dari 14 kabupaten/kota di Kalbar.
"Ada penyuluh pertanian dan dinas terkait. Kita ingin melalui kegiatan ini semakin mengedukasi sekaligus sebagai daya tangkal stakeholder dan masyarakat petani atau pun nelayan untuk meningkatkan produktivitas dengan memahami tentang informasi BMKG seperti cuaca dan iklim,” ujar Syafrinal.
Abdul Rasit, salah seorang peserta SLI dari Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas Hulu menyadari pentingnya mengikuti kegiatan SLI yang diadakan BMKG. Desiminasi dan edukasi tersebut dinilainya sangat bermanfaat.
“Apalagi metode kegiatan SLI ini menggunakan metode partisipatif, artinya keterlibatan peserta dalam proses pembelajaran semakin memahami informasi cuaca dan iklim. Tentu saja saya berkenan menjadi perpanjangan tangan BMKG di lapangan, ini sangat bermanfaat untuk masyarakat, khususnya petani dan nelayan,” kata Abdul Rasit.
Melalui SLI BMKG itu umumnya peserta diberikan pemahaman tentang gambaran potensi pertanian yang ada di Kalbar, termasuk menyangkut cuaca dan iklim, alat ukur cuaca, informasi iklim, kearifan lokal dan hubungannya dengan informasi BMKG serta pemanfaatan informasi cuaca dan iklim terhadap perkembangan organisme pengganggu tanaman.
BMKG tekankan pentingnya SLI sebagai edukasi bidang pertanian
Rabu, 26 Juni 2019 21:13 WIB