Pontianak (ANTARA) - Gafi, mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak berhasil merancang robot skuter berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat membantu memudahkan penyandang tunadaksa beraktifitas
"Ide pembuatan robot skuter tersebut berawal dari salah seorang dosen pembimbingnya saat menyusun skripsi, Dr Eng Ferry Hadary ST M Eng, yang mendorong agar ada alat bantu untuk penyandang tunadaksa. Alat bantu tersebut diharapkan dapat mempermudah seorang penderita tunadaksa melakukan aktivitas sehari-hari," ujarnya di Pontianak, Senin.
Gafi kemudian menjadikan ide tersebut sebagai bahan untuk membuat skripsi dan berujung mendapat penilaian akhir, A. Alat yang dihasilkan sepintas mirip skuter mainan dengan dua roda di bagian depan, dan satu di bagian belakang.
Robot skuter, demikian alat tersebut dinamakan, sesungguhnya merupakan salah satu jenis robot yang bercirikan memiliki aktuator yakni berupa roda untuk menggerakkan keseluruhan badan robot, sehingga dapat berpindah dari satu titik ke titik yang lain.
Ia menjelaskan, robot skuter ini dirancang dapat dikendalikan secara manual dan otomatis. Kendali manual artinya dapat dikendarai seperti biasanya oleh pengendara, sedangkan bergerak manual dengan menggunakan sensor magnetik untuk mengatur kecepatan dan potensiometer ketika berbelok.
"Sementara kendali otomatis karena berbasiskan Internet of Things (IoT) di mana robot skuter dapat bergerak sesuai perintah walaupun posisinya jauh dari pengguna. "Dalam artian robot dapat bergerak menghampiri pengguna pada posisi yang telah ditentukan secara otomatis selama pengguna terhubung ke jaringan internet," kata dia.
Hal itu, menurut Gafi, disebabkan adanya sensor kompas dan juga sensor infrared sebagai alat navigasi robot. Untuk pengendalian otomatis dan monitoring robot skuter secara jarak jauh digunakanlah layanan server "blynk" yang sudah tersedia pada playstore untuk mendukung IoT karena blynk adalah dashboard digital dengan fasilitas antarmuka grafis.
Gafi kemudian menambahkan, yang dilakukan terlebih dahulu adalah penyiapan sistem mekanik robot skuter. Desain rangka robot dibuat dengan panjang 40 cm, lebar 35 cm dan tinggi 60 cm. Setelah itu baru merancang tata letak motor dan roda sebagai penggerak robot dimana sistem penggeraknya adalah tipe "tricycle drive".
Perancangan berikutnya adalah peletakan tata letak komponen elektronika yang meliputi letak mikrokontroler, sensor kompas, driver motor, modul WiFi ESP8266, aki, sensor infrared, handle gas di bagian kemudi robot. Setelah dilakukan perancangan software atau perangkat lunak, bagian akhir perancangan yang cukup sulit adalah pada pengintegrasian perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem robot skuter secara keseluruhan.
Gafi yang juga anak seorang guru di Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang ini kemudian menguji robot skuternya di Laboratorium Kendali Digital dan Komputasi, Fakultas Teknik Untan serta menggunakan selasar fakultas untuk pergerakan robot.
Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa robot dapat melakukan pergerakan dengan cukup baik secara otomatis untuk menuju titik penjemputan (setpoint) serta dapat menghindari halangan. Robot ini juga dapat bergerak dengan kecepatan 3 meter/second (m/s), walaupun untuk keselamatan adalah paling baik pada kecepatan 1 m/s baik kendali manual ataupun otomatis. Beban yang dapat diangkut oleh robot skuter ini adalah 62 kilogram.
Gafi dikenal aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, salah satunya adalah Tim Robot Fakultas Teknik. Ia ikut sejak tahun 2016 hingga 2017 dan terakhir di tahun 2018. Ia dan Tim Robot Fakultas Teknik Untan juga berhasil meraih Juara 3 Kontes Robot Indonesia di Bandung pada tahun 2017.
Selain itu Gafi juga pernah meraih prestasi sebagai guru pendamping tim robot dari sekolah Muhammadiyah 1 serta Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pontianak yang beberapa waktu lalu meraih Juara 1 Lomba Robot Tingkat Madrasah se-Indonesia dengan Kategori Robot Aplikasi Terbaik pada tahun 2018 serta pula meraih medali perunggu di tahun sebelumnya, 2017.
Dua dosen Gafi, Dr Eng Ferry Hadary ST M Eng dan Trias Pontia W, ST MT yang mendampingi dari penelitian menyatakan puas dengan hasil tugas akhirnya tersebut.
"Ini masih berupa prototype, sehingga masih harus dilakukan beberapa penambahan dan juga penyempurnaan baik perangkat keras serta perangkat lunak sehingga diharapkan kedepannya robot skuter ini sangat layak digunakan untuk penyandang tuna daksa," kata Ferry Hadary, yang juga Kepala Laboratorium Kendali Digital dan Komputasi Fakultas Teknik Untan.
Ferry menambahkan, robot skuter ini hanyalah salah satu dari puluhan hasil kreativitas para mahasiswa bimbingannya yang berupa aplikasi pada beberapa bidang atau sisi kehidupan untuk membantu masyarakat. Kedepannya ia berharap agar hasil-hasil riset ini akan memperoleh tanggapan positif dari masyarakat, pemangku kepentingan serta dunia industri guna dikembangkan lebih lanjut.
Mahasiswa Teknik Untan ciptakan robot berbasis IoT bagi penyandang tunadaksa
Senin, 1 Juli 2019 16:18 WIB