Pontianak (ANTARA) - Stasiun Pengamatan BMKG Supadio Pontianak memprakirakan bahwa secara umum wilayah Provinsi Kalimantan Barat dalam dua hari ke depan ini masih berpotensi hujan.
"Sebagian besar wilayah Kalbar masih berpotensi terjadi hujan lokal hingga hujan ringan yang disertai hujan petir," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak Erika Mardiyanti di Sungai Raya, Senin.
Ia menjelaskan bahwa arah angin dominan bergerak dari timur laut-selatan.
Secara umum, data curah hujan di Stasiun Pengamatan BMKG Supadio Pontianak menunjukkan bahwa sebagian besar berawan, dan sebagian wilayah lainnya terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar TTA Nyarong mengatakan tercatat 190 titik desa di Kalbar berpotensi banjir dari 2.031 desa di provinsi itu.
"Adapun kabupaten/kota yang telah menetapkan status tanggap darurat adalah Bupati Landak, Bengkayang, dan Kapuas Hulu," ungkapnya.
Ia menambahkan di sejumlah daerah ketinggian air informasinya masih naik lagi, apalagi berdasarkan perkiraan BMKG sejumlah daerah masih berpotensi terjadi hujan.
Dia berharap, pemerintah kabupaten/kota secara cepat melakukan penanganan terhadap korban banjir.
Data Pemkab Landak, tercatat satu korban banjir tewas dan ratusan kepala keluarga di Desa Mandor, Kecamatan Mandor terpaksa mengungsi karena banjir yang dipicu hujan deras sejak Jumat (7/6) malam.
Berdasarkan data yang dihimpun pihak Polsek Mandor, Minggu (9/6), banjir besar tersebut terjadi akibat hujan deras yang terjadi sejak Jumat (7/6) malam dan mengakibatkan tiga dusun, yakni Dusun Mandor 250 KK, Dusun Kopiang 13 KK, dan Dusun Liansipi 5 KK, atau total 268 KK terdampak banjir.
Hujan deras juga mengakibatkan banjir di Kecamatan Sengah Temila dan tanah longsor di Kecamatan Kuala Behe. Bencana itu berdampak terhadap lumpuhnya aktivitas masyarakat setempat dalam kegiatan sehari-hari.
Kalbar berpotensi hujan
Senin, 10 Juni 2019 9:58 WIB