Sintang (ANTARA) - Kasus kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Sintang masih terus terjadi.
Kepala Seksi Pencegahan Penanggulangan Kebakaran Satpol-PP dan Damkar Sintang, Yudius menyebutkan, sampai saat ini sudah ada 66 kasus kebakaran lahan di Kabupaten Sintang.
"Kasus kebakaran lahan terbesar terjadi di Penjernang, Kecamatan Sungai Tebelian," kata Yudius, Senin (9/9).
Dikatakan Yudius, hari ini (Senin - red) merupakan hari kelima upaya pemadaman kebakaran lahan masyarakat di Penjernang, Kecamatan Sungai Tebelian. Kata dia, upaya pemadaman kebakaran lahan di Penjernang sulit dilakukan karena terkendala daerah perbukitan dan tidak adanya air di lokasi kejadian.
"Petugas kami masih berupaya memadamkan kebakaran lahan di daerah itu," katanya.
Dikatakan Yudius, dari 66 kasus kebakaran lahan di Kabupaten Sintang, terbanyak terjadi di Kecamatan Sungai Tebelian.
Kemudian kebakaran lahan juga terjadi di Kecamatan Tempunak, Binjai, Kelam Permai dan Dedai.
Dari data yang dihimpun Satpol-PP dan Damkar Sintang, tercatat sudah lebih dari 500 hektar lahan yang terbakar.
"Kami terus menyiagakan petugas untuk mencegah terjadinya karhutla," katanya.
Dikatakan dia, kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi ini, kebanyakan di lahan masyarakat.
Pemkab Sintang Liburkan Siswa
Akibat maraknya kebakaran hutan dan lahan, Kota Sintang diselimuti kabut asap.
Pemkab Sintang mengeluarkan surat keputusan meliburkan para siswa dari PAUD hingga SMA selama dua hari.
Keputusan ini diambil Pemkab Sintang karena udara di Kabupaten Sintang dalam kondisi yang tidak sehat.
Pantauan Antara kabut asap terlihat begitu tebal terjadi pada pagi hari dan sore hari.
Baca juga: Masyarakat diimbau waspada karhutla di lahan kosong
Baca juga: Terdata 101 hotspot dilahan korporasi di Kalbar
Baca juga: 3.116 titik hotspot terpantau di Kalbar
Api sulit dipadamkan, ratusan hektar lahan di Penjernang terbakar
Senin, 9 September 2019 14:55 WIB