Jakarta (ANTARA) - Pemerintah telah membuka penawaran bagi pihak swasta, baik swasta nasional, maupun swasta asing untuk membangun Bandara Singkawang, Kalimantan Barat.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam “Market Sounding Proyek KPBU” di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal, di Jakarta, Senin, mengatakan kerja sama antara pemerintah dan swasta diperlukan, selain untuk menghemat APBN yang terbatas juga untuk pengembangan investasi lainnya yang berpotensi dikembangkan.
“Kita harapkan ada stimulus peran swasta, tidak terbatas swasta nasional maupun asing karena kami ada sekitar 1.000 bandara yang tidak semua bisa kami ‘take care’ karena kita juga ingin ada kompetisi dan investasi,” katanya.
Menhub berharap proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dan Kerja Sama Pemerintah Swasta (KPS/PPP) semakin banyak di sektor transportasi, menyusul proyek yang sudah dikerjasamakan sebelumnya, yakni Makassar-Parepare dan yang hampir final proses lelangnya, Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dia mengatakan angkutan udara di Indonesia sangat vital karena luas wilayahnya sendiri dari Sabang sampai Merauke butuh waktu enam jam setara dengan luas Eropa dari Moskow ke Vladivostok.
Untuk itu, angkutan udara sangat dibutuhkan dan diyakini pertumbuhannya akan selalu meningkat dan memiliki prospek bisnis yang potensial.
“Ini proses yang sangat penting saya minta tim Bappenas, dan lainnya memberi keterangan sejelas-jelasnya kepada investor kami memberikan kesempatan ‘one on one’ diskusi, dan Presiden menginginkan agar konektivitas itu bukan hanya di Jawa saja,” katanya.
Dalam kesempatan sama, Kepada BKPM Thomas Lembong mengatakan meskipun pembangunan infrastruktur gencar dilakukan dalam lima tahun terakhir, namun menurut dia, Indonesia masih defisit infrastruktur.
“Walaupun sudah bangun banyak infrastruktur, defisit infrastruktur kita masih tinggi. Walaupun sudah nikmati banyak kemajuan, ada jalan Trans Jawa, perluasan terminal bandara, kalau dilihat dari posisi daya saing kita dibanding negara tetangga, kita masih belum mengejar ketertinggalan,” katanya.
Baca juga: Pemkot Singkawang minta bantuan dana pembebasan lahan untuk Bandara baru
Bahkan, Thomas menyebutkan proyeksi APBN 2019 diperkirakan meleset dari target penerimaan pajak.
“Per hari ini kelihatannya outlook APBN 2019 itu kita mungkin meleset dari target penerimaan pajak sampai Rp200 triliun. Itu karena ekonomi global yang cenderung melamban,” katanya.
Namun, lanjut dia, pemerintah saat ini sudah mulai bergeser dari ketergantungan APBN
Sementara itu, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie mengatakan dengan adanya proyek KPBU Bandara Singkawang, diharapkan tersedia akses yang lebih efisien bagi masyarakat karena waktu tempuh dari Pontianak ke Singkawang mencapai tiga jam.
Selain itu, sektor pariwisata, perdagangan dan jasa jadi lebih berkembang di mana Singkawang terkenal akan tradisi Tionghoa yang digelar selama dua kali dalam setahun.
Tjhai menyebutkan jumlah wisatawan di Singkawang terus meningkat dari 514.000 pengunjung pada 2016, meningkat menjadi 652.000 pada 2017 dan 721.000 pada 2018.
“Ada 30.000 etnis Tionghoa Singkawang yang sekarang bermukim di Taiwan dan di luar Singkawang. Pada perayaan Cheng Beng penerbangan jadi meningkat. Sekarang sudah ada 20 objek wisata yang dikelola dengan baik dan telah berdirinya hotel jaringan internasional,” ujarnya.
Baca juga: Bandara Singkawang butuh Rp2 triliun
Baca juga: Land clearing runway Bandara SIngkawang sudah 25 persen