Jakarta (ANTARA) - Universitas Andalas (Unand) melesat ke posisi empat mengalahkan Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk penilaian kinerja penelitian dalam tiga tahun terakhir versi Kementerian Riset Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional. Universitas Gadjah Mada menjadi yang terbaik sedangkan Universitas Tanjungpura masuk klaster mandiri bersama 21 perguruan tinggi lain.
“Universitas Andalas loncat tinggi sekali. Ini surprise!” kata Menteri Riset Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro saat mengumumkan hasil Evaluasi dan Klasterisasi Perguruan Tinggi Berbasis Kinerja Penelitian 2018 di Jakarta, Selasa.
Pada evaluasi dan klasterisasi perguruan tinggi berbasis kinerja penelitian yang dikeluarkan per tiga tahunan, kali ini Unand yang pada 2016 ada di peringkat 12 kini berada di urutan empat. ITB yang tiga tahun lalu berada di urutan tiga kini turun ke urutan lima.
Sedangkan UI yang merupakan almamater Menristek yang pada 2016 ada di peringkat dua kini justru turun ke urutan 12 menggantikan posisi Unand.
Sejumlah catatan yang menggembirakan pada periode penilaian 2016-2018, menurut Bambang, jika biasanya didominasi perguruan tinggi negeri (PTN) di Pulau Jawa kini jumlah perguruan tinggi swasta (PTS) yang masuk klaster mandiri meningkat. Selain itu, PTN luar Jawa yang masuk klaster mandiri pun naik.
“Artinya pemerataan PTN/PTS dan perguruan tinggi di Jawa dan luar Jawa semakin baik dan harus semakin diperbaiki. Karena 'talent' (bakat) dan obyek penelitian itu menyebar di seluruh Indonesia dan universitas harus bisa juga mengangkat 'talent-talent' itu,” kata Bambang.
Mantan Kepala Bappenas ini mengatakan pemeringkatan itu mungkin belum sempurna, tapi paling tidak universitas-universitas harus mulai berani membandingkan posisi mereka masing-masing.
“Jangan hanya pikirkan yang terbaik di universitasnya sendiri, liat juga perguruan tinggi lain. Pemeringkatan itu konsekuensi logis untuk penelitian secara umum”," katanya.
Selain sebagai rangking universitas secara keseluruhan, kata dia, pemeringkatan ini akan mempermudah pemerintah untuk memberi penugasan penelitian nasional baik yang cocok untuk lima tahunan maupun tahunan.
Sementara Itu, Deputi Pengembangan Riset dan Pengembangan Kemristek/BRIN Muhammad Dimyati mengatakan lompatan Unand memang luar biasa. Komponen-komponen yang menentukan yakni sumber daya peneliti, manajemen penelitian, luaran atau output, revenue generating dikelola dengan baik.
Kemristek/BRIN menghitung dari jumlah sumber daya peneliti seperti doktor, rektor atau guru besar yang semakin banyak, lalu luarannya juga semakin banyak. Akibatnya memang secara menyeluruh fasilitas penelitian di perguruan tinggi semakin baik, dan ini memicu juga kualitas lainnya, tidak hanya pada penelitian tetapi ke pendidikan hingga pengabdian masyarakat.
Berdasarkan analisis Kemristek terhadap data yang telah diverifikasi, terdapat 47 perguruan tinggi yang masuk dalam kelompok mandiri, 146 perguruan tinggi kelompok utama, 479 perguruan tinggi kelompok madya, dan sebanyak 1.308 perguruan tinggi kelompok binaan.
Jumlah kontributor sebanyak 1.977 perguruan tinggi, meningkat dari periode tahun 2013-2015 yang hanya mencapai 1.447 perguruan.
Sedangkan 10 besar perguruan tinggi dengan kinerja penelitian tertinggi, mulai dari Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Universitas Andalas, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan Universitas Udayana.
Di samping itu, terdapat 21 perguruan tinggi yang berhasil meningkatkan klaster penelitiannya sehingga masuk pada klaster mandiri pada periode penilaian tahun 2016-2018, di antaranya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Haluoleo, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Sriwijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Sumatera Utara, Universitas Negeri Jakarta.
Selain itu, Universitas Syiah Kuala, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Negeri Padang, Universitas Telkom, Universitas Bina Nusantara, Universitas Tanjungpura, Universitas Kristen Petra, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Pancasila, Universitas Gunadarma, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Katolik lndonesia Atma Jaya, Universitas Tarumanagara, dan Universitas Negeri Medan.
Baca juga: Riset ini diperlukan untuk atasi kemacetan di Pontianak
Baca juga: Riset Human Trafficking jangan dijadikan kepentingan proyek