Jakarta (ANTARA) - Ekspor Industri pengolahan (manufaktur) pada periode Januari-Februari 2020 mencapai sebesar 21,76 miliar dolar AS, naik 10,93 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dengan kontribusi 78,98 persen dari total nilai ekspor yang menembus 27,57 miliar AS.
“Sementara itu, nilai ekspor industri pengolahan pada Februari 2020 tercatat sebesar 11,03 miliar, naik 2,73 persen dibanding Januari 2020 (m-to-m) yang mencapai 10,73 miliar dolar AS. Jika dibandingkan dengan Februari 2019 (year-on-year), ekspor industri pengolahan pada Februari 2020 naik 17,11 persen,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Janu Suryanto melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Janu menyampaikan neraca perdagangan industri pengolahan pada periode Januari-Februari 2020 surplus sebesar 1,22 miliar dolar AS. “Sedangkan, neraca perdagangan industri pengolahan pada Februari 2020 mencatatkan surplus 2,07 miliar dolar AS,” ungkapnya.
Adapun sektor industri makanan menjadi penyumbang devisa terbesar dari total nilai ekspor industri pengolahan pada Januari-Februari 2020 yang mencapai 4,7 miliar dolar AS. Angka tersebut naik dibanding perolehan di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,3 miliar dolar AS.
Sektor lainnya, diikuti oleh industri logam dasar yang nilai ekspornya menembus 3,5 miliar dolar AS, kemudian industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (1,9 miliar dolar AS), industri pakaian jadi (1,4 miliar dolar AS), serta industri karet, barang dari karet dan plastik (1,2 miliar dolar AS) pada dua bulan pertama tahun ini.
"Industri makanan juga menjadi penyumbang paling besar pada capaian nilai ekspor industri pengolahan pada Februari 2020, yang tercatat mencapai 2,45 miliar dolar AS atau berkontribusi 22,26 persen,” ujar Janu. Pada Februari 2020, ekspor industri makanan naik 8,94 persen dibanding Januari 2020.
Jika dilihat dari faktor pembentuknya, nilai ekspor sektor industri makanan pada Februari 2020 didominasi oleh komoditas minyak kelapa sawit sebesar 1,51 miliar dolar AS atau memberikan kontribusi 61,41 persen naik dibandingkan bulan Januari 2020 yang mencapai 60,62 persen.
Sektor lainnya, disusul industri logam dasar yang nilai ekspornya menembus 1,77 miliar dolar AS, kemudian industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (999 juta dolar AS), industri pakaian jadi (673 juta dolar AS) serta industri karet, barang dari karet dan plastik (600 juta dolar AS) pada bulan kedua tahun ini.
“Pada Februari 2020, Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor utama industri pengolahan dari Indonesia, diikuti oleh China, Singapura, Jepang, dan India,” sebut Janu.
Sedangkan dilihat pertumbuhan secara tahunan (y-o-y), kelima negara tersebut mengalami lonjakan. Amerika Serikat naik 29,05 persen, China (16,81 persen), Singapura (57,50 persen), Jepang (12,65 persen), dan India (4,83 persen).
Ekspor manufaktur naik 10,93 persen
Senin, 23 Maret 2020 14:44 WIB