Pontianak (ANTARA) - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono memberikan motivasi untuk sembuh kepada pasien yang dirawat di Rumah Karantina COVID-19 di Rusunawa Nipah Kuning, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Provinsi Kalbar.
"Kedatangan saya ke sini untuk meninjau dan melihat langsung kondisi para pasien yang dirawat di rumah karantina," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Kamis.
Dengan membawa buah-buahan untuk diberikan kepada 11 pasien yang diisolasi, Edi sempat berkomunikasi dengan satu di antara mereka melalui panggilan video Whatsapp dari halaman depan rusunawa.
Kedatangannya ke rusunawa tersebut untuk memotivasi mereka yang dikarantina agar cepat sembuh, sekaligus melihat kondisi kesehatan mereka yang diisolasi.
Saat mengunjungi rumah karantina, ia juga ingin mengetahui apakah ada kekurangan yang harus disediakan, salah satunya permintaan dari mereka adalah fasilitas wifi.
Dia mengatakan di rusunawa memang sudah ada fasilitas internet, namun untuk lantai dua belum terpasang.
Dalam kesempatan itu, dirinya juga memastikan lingkungan tersebut terjaga dengan baik, termasuk ketersediaan air bersih.
"Dengan kondisi lingkungan dan fasilitas yang memadai menjadi salah satu upaya mendukung kesembuhan mereka," kata Edi.
Selama di rumah karantina, lanjutnya, mereka tidak diperkenankan keluar. Aktivitas mereka sehari-hari dilakukan di kamar. Selain itu, mereka juga melakukan aktivitas senam dan berjemur di dalam lingkungan rusunawa tersebut.
Dia mengakui bahwa pihaknya masih kekurangan tenaga relawan untuk merawat pasien.
Oleh karena itu, sampai saat ini pihaknya masih membuka kesempatan bagi tenaga relawan yang ingin mendaftar.
"Kita masih membuka pendaftaran untuk tenaga relawan, terutama dokter dan perawat," ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu menambahkan rumah karantina itu untuk pasien positif COVID-19 yang dalam keadaan sehat.
Meskipun demikian, mereka memang belum bisa dipulangkan karena masih berpotensi menularkan ke orang lain sehingga mereka harus diisolasi.
Walaupun secara fisik mereka sudah sehat, katanya, masih harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium hingga dinyatakan sembuh.
Isolasi pasien tanpa gejala di rumah karantina itu untuk mengurangi beban rumah sakit daerah setempat dalam penanganan pasien terkait dengan COVID-19.
Selama berada di karantina, para pasien mendapat perawatan untuk menjaga kesehatan agar tetap stabil.
"Misalnya, apabila ada yang mengidap hipertensi, kita berikan obat untuk hipertensi, kemudian kita juga berikan vitamin dan makanan bergizi," katanya.
Untuk ruang isolasi yang tersedia, masing-masing lantai ada 15 ruang. Idealnya, satu orang tenaga medis merawat 10 orang.
Saat ini terdapat sembilan perawat dan satu orang dokter. Tenaga yang dibutuhkan untuk ditempatkan di rumah karantina itu, di antaranya dokter, perawat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, termasuk tenaga psikolog.
Dia mengakui, untuk tenaga dokter memang masih minim yang mendaftarkan diri menjadi relawan.
"Hingga saat ini baru beberapa yang mendaftar, khususnya dokter dan perawat," katanya.