Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa dan Daerah Tertinggal (DPMPD2T) Kabupaten Bengkayang, Dodorikus menyebutkan sejauh ini sudah delapan desa yang telah menyalurkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) untuk warga yang terdampak wabah COVID-19.
"Sejauh ini dari 122 desa yang ada di Kabupaten Bengkayang sebenarnya sudah delapan desa yang menyalurkan BLT DD. Dari delapan desa tersebut ada satu desa yang belum memasukkan datanya, namun sudah menyalurkannya," ujarnya saat dihubungi di Bengkayang, Kalimantan Barat, Senin.
Ia menambahkan bahwa sisa desa yang menyalurkan BLT DD masih menyelesaikan musyawarah desa khusus dan melakukan verifikasi data serta survei.
"Intinya, rata-rata desa lainnya baru selesai Musdessus dan tinggal persiapan," ungkap Dodorikus.
Tujuh desa yang telah salurkan BLT DD seperti Desa Siaga yang dapat 135 KK. Desa Belimbing 117 KK. Desa Sebente 94 KK. Desa Tanjung 43 KK. Desa Goa Boma 128 KK. Desa Pulau Lemukutan 142 KK, dan Desa Seren Selimbau 50 KK.
Sementara Kepala Desa Sebente, Tino menyatakan pihaknya sudah menyalurkan BLT DD 100 persen. Ia menyatakan, ada sebanyak 111 Kepala Keluarga (KK) yang terampak wabah COVID-19.
"Penerima BLT DD ini dibagi menjadi dua kriteria yakni penerima bersyarat dan untuk warga kurang mampu. Untuk kriteria bersyarat ini warga yang memiliki penghasilan usaha mandiri namun juga terdampak COVID-19," ujar Tino.
Penyaluran BLT DD tahap pertama ini Rp600 ribu per KK. Sementara ada 94 orang warga yang menerima BLT non syarat, dan 17 warga penerima BLT bersyarat.
"Untuk bisa memperoleh BLT DD warga wajib membawa data diri seperti foto copy KTP dan KK. Kemudian data akan di verifikasi oleh penyalur yakni pihak desa. Setelah itu Penerima bisa mengambil BLT DD," ucapnya.
Penyaluran BLT DD ini kata Tono dilakukan secara transparan dan ia berharap dapat menopang kebutuhan masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Tino menambahkan, bagi rumah penerima BLT DD bersyarat wajib ditempelkan stiker yang bertuliskan miskin. Syarat tersebut juga tidak boleh dibuka selama tiga bulan ke depan.
"Ada 17 KK yang menerima BLT DD bersyarat ini adalah yang juga terdampak COVID-19. Mereka adalah warga yang memiliki usaha mandiri, termasuk karyawan swasta. Rumah yang terima BLT DD bersyarat wajib menempel stiker yang bertuliskan "Kami Warga Miskin" yang ditempelkan selama tiga bulan. Jika penerima bersyarat mencabut stiker atau sengaja maka dianggap mengundurkan diri dari penerima bansos, dan wajib membuat tanda tangan pengunduran diri," jelas Tino.
Tino kembali menyebutkan sebenarnya ada 234 KK dan 900 lebih jiwa di Desa Sebente pada masa pandemi COVID-19 ini sudah merata mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.
“Penerima PKH 44 KK, Bantuan Sosial Tunai (BST) 58 KK, Penerima Kartu Keluarga Sejahtera 5 KK, Kartu Prakerja 2 KK, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) 18 KK, BLT-DD 94 KK. Jika jumlah penerima bantuan pemerintah di kurangi jumlah seluruh KK di Desa Sebente tersisa 13 KK yang tidak menerima. Sebanyaj 13 KK ini mereka yang berprofesi PNS, TNI-Polri dan perangkat desa,” kata dia.
Baca juga: Pemkab Landak mulai salurkan BLT DD kepada masyarakat
Baca juga: Camat Seberuang: gunakan BLT untuk kebutuhan pokok
Baca juga: Meski hidup sebatang kara Ampan menolak BST dari pemerintah
Sudah delapan desa di Bengkayang salurkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa
Senin, 1 Juni 2020 19:58 WIB