Jakarta (ANTARA) - Pemerhati pendidikan Doni Koesoema mengatakan jelang dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021 perlu ada adaptasi dan pendekatan berbada cara mengajar guru dalam pembelajaran via daring (online) ketika masih banyak sekolah belum bisa dibuka akibat pandemi COVID-19.
"Bahwa proses pembelajaran jarak jauh tidak efektif, iya memang (benar). Karena tidak bisa menjangkau semuanya, penjelasan guru tidak bisa panjang lebar dan juga proses komunikasi dan metodologi belajarnya juga tidak bisa seluas seperti yang sebelumnya," kata anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) itu ketika dihubungi dari Jakarta pada Kamis.
Karena itu, menghadapi situasi seperti sekarang harus ada perubahan paradigma perspektif dan cara mengajar untuk guru. Hal itu dikarenakan karena banyak guru yang tidak siap dengan belajar jarak jauh.
Baca juga: WVI gandeng pemerintah dalam mensosialisasikan panduan belajar dari rumah
Oleh karena itu, dia berharap guru dapat belajar membuka wawasan dan mau belajar sesuatu yang baru untuk proses belajar dari rumah (school from home) yang dilakukan ketika masih banyak daerah mencatat tren penambahan kasus COVID-19.
"Kemudian harus sadar bahwa pembelajaran tatap muka dan online itu berbeda. Maka dari segi penugasan dan pendekatan pula harus berbeda," kata dosen di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) itu.
Guru perlu kreatif dalam memberi penugasan kepada siswa selama belajar online. Dia memberi contoh bagaimana jika dalam penugasan anak diberikan persoalan yang jawabannya dapat dicari dengan mudah di internet atau hanya menyalin maka tidak akan terjadi proses pembelajaran.
Baca juga: Singkawang perpanjang masa belajar siswa di rumah
Selain harus beradaptasi dan berubah, koordinasi juga perlu dilakukan antara guru sehingga tidak setiap guru memberi tugas agar tidak terjadi penumpukan.
Karena itu, kepala sekolah perlu membagi porsi-porsinya. Sebab, menurut dia, pembelajaran online juga bukanlah hal yang mudah bagi siswa dikarenakan ketiadaan sentuhan manusia dalam prosesnya.
"Perubahan seperti itu harus diterima, karena kondisi ini akan seperti ini terus. Dalam arti bahwa suatu ketika harus ada pembelajaran jarak jauh itu akan menjadi dunia pendidikan kita," tegas Doni.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memastikan tahun ajaran baru 2020/2021 tetap akan dimulai pada pekan ketiga Juli. Namun, hal itu bukan berarti sekolah akan langsung dapat menerapkan sistem pembelajaran tatap muka.
Baca juga: Pemkot Pontianak kembali perpanjang masa belajar di rumah
Baca juga: Pandemi COVID-19 bisa sebabkan rusaknya kemampuan belajar anak
Baca juga: Anak dan orang tua bisa sama-sama stres selama pandemi corona
Baca juga: Nadiem: Pendidikan bukan sesuatu yang dilakukan di sekolah saja
Guru perlu pendekatan berbeda untuk proses belajar daring
Kamis, 11 Juni 2020 14:12 WIB