Pontianak (ANTARA) - Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa dijadwalkan akan meresmikan Program BBM satu harga di SPBU Kompak di Kecamatan Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara (KKU), Provinsi Kalbar, Rabu besok (17/6).
"Program BBM satu harga merupakan wujud pemerintah dalam memberikan keadilan, baik dari segi ketersediaan, distribusi, dan keadilan harga dibidang energi bagi masyarakat di wilayah 3T (terluar, terdepan, tertinggal), sehingga masyarakat yang bermukim di daerah terpencil dan terluar (3T) dapat merasakan harga BBM sama dengan di kota-kota besar, yaitu premium Rp6.450/liter dan solar Rp5.150/liter," kata M Fasrullah Asa di Ketapang, Selasa
Pada kurun tahun 2017-2019, BPH Migas telah berhasil mengawal dan melakukan supervisi terhadap pembangunan penyalur BBM satu harga dengan capaian sebanyak 170 lembaga penyalur BBM satu harga. BPH Migas telah menugaskan PT Pertamina (Persero), dan PT AKR Corporindo Tbk untuk melakukan pembangunan penyalur BBM satu harga pada lokasi tertentu yang telah ditetapkan.
Untuk tahun 2020-2024, sesuai dengan arahan Presiden bahwa Program BBM satu harga akan dilanjutkan dengan target sampai dengan akhir tahun 2024 adalah terbangunnya 330 lembaga penyalur BBM satu harga. Untuk tahun 2020 akan dilakukan pembangunan 83 lembaga penyalur yang tersebar di 20 provinsi, 70 kabupaten, 83 kecamatan dengan penugasan kepada PT Pertamina (Persero) untuk melakukan pembangunan penyalur BBM satu harga tersebut.
“Untuk tahun 2020 ditargetkan akan dibangun 83 lokasi penyalur BBM satu harga dengan sebaran 13 penyalur di Sumatera, 13 di Kalimantan, 21 di NTB dan NTT, tujuh di Sulawesi, dan 29 penyalur di Maluku dan Papua," katanya.
Dia juga berharap agar kepala daerah/bupati mendukung program BBM satu harga dengan mempermudah proses perizinan dan juga PT Pertamina tetap menjaga suplai BBM sehingga kehadiran BBM satu harga membawa dampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di wilayah 3T.
"Kami harap para bupati mendukung program BBM satu harga dengan mempermudah perizinan, apabila ada bupati yang tidak memberikan kemudahan perizinan agar dilakukan perubahan lokasi, mengingat masih banyak diwilayah 3T yang belum memiliki SPBU," ujarnya.
Dia juga optimistis target 83 lokasi penyalur BBM satu harga dapat terwujud hingga akhir tahun 2020 walaupun saat ini sedang terjadi pandemi COVIF-19. BPH Migas setiap minggu mengadakan rapat monitoring dan koordinasi secara daring/online dengan Pertamina dan pemerintah daerah untuk memonitor progres pembangunan penyalur BBM satu harga di 83 lokasi 3T.
"Alhamdulillah walaupun dalam masa pandemi COVID-19, besok kami akan meresmikan SPBU Program BBM satu harga di Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara. Tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk pencegahan penularan COVID-19," katanya.