Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Kota Singkawang menunda rencana belajar tatap muka pada kegiatan mengajar di sekolah yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2020 mendatang karena siswa dan guru urung menjalankan tes usap (swab).
"Saat ini ada isu yang berkembang jika test swab itu sakit, selain itu, sebagian besar orang tua juga masih khawatir dengan anak-anaknya jika tidak terkontrol kesehatannya di sekolah. Melihat kondisi seperti itu, maka mau tidak mau, proses belajar mengajar masih tetap di rumah sampai dengan batas waktu yang belum bisa ditentukan," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Singkawang, HM Nadjib, Selasa.
Dia menjelaskan, sebelumnya, berdasarkan rencana awal, Pemkot Singkawang sudah bersedia melakukan tes usap (swab) untuk para guru dan siswa di SMA Negeri 1 dan SMP Negeri 1 Singkawang di mana kedua sekolah ini ditunjuk sebagai percontohan untuk menjalani proses belajar mengajar dengan tatap muka mulai 1 Agustus 2020.
"Namun, sebelum menjalani proses belajar mengajar dengan tatap muka, para siswa khususnya kelas IX dan XII harus menjalani pemeriksaan tes usap terlebih dahulu, guna memastikan apakah siswa yang bersangkutan betul-betul bebas COVID-19," tuturnya.
Tidak hanya siswa, para guru khususnya SMA Negeri 1 dan SMP Negeri 1 juga harus menjalani pemeriksaan tes usap. "Namun, pada saat tes yang sudah dijadwalkan pada hari Senin kemarin di RSUD Abdul Aziz Singkawang, tak ada satupun tenaga pendidik maupun siswa yang datang untuk melakukan pemeriksaan," katanya.
Pada prinsipnya, kata dia, siswa yang boleh mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah harus yang sudah dilakukan tes usap, sedangkan yang belum tidak boleh hadir di sekolah. "Untuk biaya tes akan ditanggung oleh Pemkot Singkawang," kata Nadjib.
Setelah ada hasil tes, barulah dilaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah tersebut. "Tidak ada paksaan bagi orang tua yang tidak mengizinkan anaknya mengikuti tes atau pembelajaran tatap muka. Bagi yang tidak melakukan tes, tetap melaksanakan pembelajaran secara daring di rumah," tuturnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Singkawang, Barita P Ompusunggu mengatakan sampai hari ini belum ada guru dan tenaga penunjang pendidikan yang diusap. "Kamis (23/7) kemarin, kami sudah melakukan rapat dengan Dinas Pendidikan dan RSUD Abdul Aziz Singkawang, yang dihadiri kepala sekolah, pengawas dan dewan pendidikan," katanya.
Kemudian, Sabtu (25/7) dilakukan sosialisasi kepada orang tua siswa di SMP Negeri 1 Singkawang. "Rencananya pemeriksaan usap terhadap guru dan siswa akan dilakukan Senin (27/7) di RSUD Abdul Aziz Singkawang," ujarnya.
Hanya saja, pemeriksaan swab yang sudah dijadwalkan Senin (27/7), pihak sekolah sepertinya tidak siap untuk diusap, baik guru maupun siswa. "Padahal tim RSUD Abdul Aziz Singkawang sudah siap secara teknis, tadi (kemarin,red) pihak Dinas Pendidikan sudah memberi penjelasan langsung ke Rumah Sakit," ungkapnya.
Sementara Direktur RSUD Abdul Aziz Singkawang, Ruchanihadi mengatakan penundaan tes usap dikarenakan pihak sekolah yang membatalkan. "Mereka belum siap untuk diusap," katanya.
Padahal, segala sesuatunya sudah disiapkan termasuklah para petugas gabungan antara Dinkes dan Rumah Sakit yang jumlahnya sebanyak 20 orang. "Ada 20 orang petugas gabungan yang kita siapkan," katanya.*