"Kami berharap semua baliho-baliho itu diturunkan oleh mereka yang memasang, kemudian apabila tidak diturunkan, kita akan tertibkan, tentu bersama dengan aparat keamanan yang terkait yakni TNI Polri," kata Arifin di Balai Kota Jakarta, Jumat.
Hal ini terkait dengan informasi penertiban baliho-baliho tidak berizin di kawasan-kawasan publik, termasuk yang merupakan milik Front Pembela Islam (FPI) dengan gambar pimpinan mereka Rizieq Shihab yang tersebar di berbagai lokasi.
Penertiban ini sendiri, kata Arifin, adalah dalam rangka mewujudkan dan menjaga Kota Jakarta yang bersih dan teratur.
"Sekali lagi ini dalam rangka bagaimana kita, mewujudkan Jakarta yang bersih yang tertib teratur, jadi mari kita jaga kota kita, agar bisa lebih baik lagi," ucapnya.
Baca juga: Pangdam Jaya: Kalau perlu bubarkan FPI
Penurunan baliho tersebut juga, lanjut Arifin, harus dilakukan sesegera mungkin karena juga banyak yang kondisinya akan jatuh sehingga membahayakan masyarakat sekitar yang melintas di bawah baliho tersebut.
"Makannya kami berharap secepatnya yang memasang itu menurunkan balihonya, karena banyak juga yang mau jatuh dan sebagainya takut membahayakan masyarakat lainnya, makanya sebaiknya yang memasang itu bisa melepaskan baliho itu," katanya.
Kendati demikian, Arifin menyebut bahwa di beberapa tempat seperti di Tebet, baliho dari FPI diturunkan oleh sang pemasangnya/pengurus FPI sendiri.
"Ini alangkah indahnya, kalau kita bisa bersama-sama mewujudkan Jakarta yang tertib," ujarnya.
Sebelumnya dikabarkan bahwa pihak TNI-Polri menurunkan sejumlah baliho yang dipasang di beberapa ruang publik.
Baca juga: Polisi jelaskan alasan klarifikasi Avsec Bandara Soetta terkait Rizieq Shihab
Baliho-baliho tersebut di antaranya baliho- baliho partai, lalu baliho milik perusahaan, hingga baliho sisa penyambutan Rizieq Shihab yang dipasang oleh pendukungnya.
Baca juga: Anies dipanggil ke Polda Metro terkait kerumunan di rumah Rizieq
Baca juga: MUI ingatkan jangan selenggarakan acara kerahkan massa
Baca juga: Rizieq Shihab pernah bersumpah tidak mau pulang ke Indonesia? Ini faktanya