Pontianak (ANTARA) - Kadis Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar M Munsif mengatakan rendahnya ketersediaan DOC broiler (ayam daging umur sehari) sejak
Agustus - November 2020 berdampak pada kenaikan harga ayam daging di Kalbar.
"Fenomena kenaikan harga daging ayam sejak Agustus - November 2020 ini karena akibat produksi DOC FS broiler pada periode yang sama ada sedikit berkurang," ujarnya di Pontianak, Sabtu.
Ia menjelaskan rendahnya produksi karena ada perusahaan yang besar di Kalbar sejak Agustus 2020 meremajakan sebagian kandangnya yang sudah rusak.
"Hal itu berimbas pada turunnya produksi telur tetas dan DOC FS yang biasanya dihasilkan. Itu berakibat berkurangnya populasi ayam broiler yang dipelihara para peternak yang berujung pada berkurangnya suplai daging ayam di pasar dan memicu kenaikan harga," kata dia.
Ia menyebutkan harga daging ayam tanggal 27 November 2020 kemarin mulai turun Rp1000 per kilogram dari beberapa hari sebelumnya di harga Rp35.000 per kilogram menjadi Rp34.000 per kilogram.
Harga Rp34.000 per kilogram tersebut adalah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah melalui Permendag 7/ 2020.
"Kalau dibandingkan dengan harga daging ayam sejak awal November atau bahkan sejak Minggu I Agustus 2020, benar terjadi kenaikan secara bertahap dari harga di kisaran Rp30.000 per kilogram mengalami kenaikan terus menerus setiap minggu hingga puncaknya mencapai Rp35.000 di Pasar Flamboyan," katanya.
Ia menyampaikan bahwa fenomena dan dinamika pergerakan harga daging ayam tersebut tahun ini bukan hanya terjadi di wilayah Kalbar namun juga dialami sepertinya oleh semua provinsi se-Kalimantan.
"Berdasarkan harga PIHPS yang dikelola Bank Indonesia terlihat jelas bahwa harga daging ayam di tingkat Rp.34.000 per kilogram di Pontianak masih jauh di bawah harga di Banjarmasin Rp42.250 per kilogram, Palangkaraya Rp40.000 per kilogram dan Balikpapan Rp36.150 per kilogram dan Samarinda Rp32.850 per kilogram," katanya.
Untuk antisipasi Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 pihaknya telah mendorong perusahaan Breeding Farm untuk meningkatkan produksi DOC FS yang diprediksi kebutuhannya juga akan meningkat sebagaimana tahun - tahun sebelumnya.
"Sesuai prediksi BPS meskipun ada kenaikan permintaan jelang natal atau tahun baru kenaikannya tidak akan sebesar kebutuhan tahun 2019 lalu karena serapan konsumsi daging ayam di hotel, restoran dan katering yang belum kembali normal sebagaimana harapan kita semua akibat pandemi COVID-19," Ujarnya.
Baca juga: Pasokan kurang, harga ayam di Pontianak capai Rp37.000 per kilogram
Baca juga: Harga daging ayam di Pontianak capai Rp37.000 per kilogram
Baca juga: Harga daging ayam mulai naik menjelang Lebaran
Rendahnya ketersedian DOC broiler dorong kanaikan ayam daging di Kalbar
Sabtu, 28 November 2020 21:16 WIB