Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Diswanak) Kalimantan Barat Muhammad Munsif mengatakan, saat ini terjadi kenaikan pada harga ayam, meski kenaikan harga tersebut masih dalam status wajar.
"Empat hari menjelang hari raya Idulfitri, terjadi kenaikan pada harga daging ayam di Kalimantan Barat. Namun, kami menilai, kenaikan harga tersebut masih dalam keadaan wajar," kata Munsuf di Pontianak, Selasa.
Menurutnya, menjelang Lebaran, trend konsumsi daging ayam mengalami peningkatan minimal 10 persen dari hari biasanya. "Namun, hal itu siklus tahunan, dan sampai saat ini harga yang dijual pedagang masih normal," katanya.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia, harga daging ayam di Kalbar Rp29.900 per kilogram. Harga itu berada di posisi ke 6 termurah dari 34 provinsi di Indonesia. Sementara itu, dari data yang termonitor dari petugas terjadi kenaikan harga sekitar Rp1.000 per kilogram.
Pada minggu ketiga dan minggu ke empat pada bulan Mei harga daging ayam Rp31.321 hingga Rp31.650. Dibandingkan harga minggu pertama dan minggu kedua Rp30.667 hingga Rp30.833 per kilogram.
"Kenaikan seperti itu masih wajar sebesar 4 persen. Para pedagang retail memamfaatkan kesempatan mencari keuntungan jelang Lebaran," tuturnya.
Dalam hal ini, pihaknya terus memonitor dengan ketat pergerakan harga sembako di pasaran, agar tidak ada kenaikan yang tidak wajar dan memberatkan konsumen. "Karena ketersediaannya cukup untuk Lebaran tahun ini, jadi mudah-mudahan sampai Lebaran nanti harga sembaki tidak naik terlalu tinggi," katanya.
Baca juga: 12 ribu ekor ayam didistribusikan secara gratis di Singkawang
Baca juga: Harga ayam di Pontianak anjlok
Harga daging ayam mulai naik menjelang Lebaran
Selasa, 19 Mei 2020 19:58 WIB