Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans), Manto menyebutkan bahwa ketika sebagian besar sektor merasakan imbas negatif pandemi COVID-19 hingga ada pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor perkebunan masih terbilang rendah.
“Selama pandemi ini, kami merasakan pengaduan yang masuk intensitasnya tinggi. Tapi tidak dengan sektor perkebunan sawit boleh dikatakan sangat kecil,” ujarnya di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa sektor perkebunan terutama kelapa sawit cukup mampu mempertahankan dinamika bisnisnya hingga tercatat sedikit persoalan ketenagakerjaan akibat pandemi COVID-19 yang diadukan kepada pemerintah provinsi Kalbar. Berbeda jauh dengan beberapa sektor lain yang justru menghadapi persoalan ketenagakerjaan, mulai dari pengurangan jam kerja, karyawan yang dirumahkan, pengurangan gaji, hingga PHK.
“Sektor jasa dan perdagangan, pengaduan meningkat secara signifikan. Beberapa karyawan ada yang dirumahkan. Hampir setiap minggu, pengaduan masuk,” kata dia.
Ia menyebutkan berdasarkan data dari Disnakertrans Kalbar hingga awal Oktober 2020, terdapat 4730 pekerja yang menghadapi persoalan ketenagakerjaan pada masa pandemi COVID-19. Dari total itu, sebanyak 3.978 orang dirumahkan, dan 752 orang di PHK.
“Persoalan yang biasanya bisa ditangani oleh pengawas ketenagakerjaan tingkat kabupaten/kota, namun kini banyak kasus dilimpahkan ke tingkat provinsi,” kata dia
Pihaknya terus berupaya agar persoalan ketenagakerjaan itu tidak sampai ke pengadilan industrial karena jika sudah pada tahapan itu, persoalan akan lebih panjang dan berbelit.
“Namun ketika pengaduan ini masuk ke kam, maka kedua belah pihak kami datangkan. Sebagai mediator, kami berusaha untuk menghasilkan titik temu penyelesaiannya,” jelas dia.
Terkait angka pengangguran terbuka di Kalbar menurut data yang ada hingga Agustus 2020 mencapai 151.561 orang atau sekitar 5,81 persen.
"Jumlah penduduk usia kerja di Kalbar sampai Agustus 2020 mencapai 3.791.656 orang dengan jumlah angkatan kerja 2.609.857 orang atau 68,83 persen dan yang sudah bekerja 2.458.296 orang serta angka pengangguran terbuka mencapai 151.561 orang atau 5,81 persen," kata dia.
Dia menjelaskan sebenarnya jumlah angka pengangguran terbuka tersebut tidak sebesar itu, memang di masa pandemi ini mengalami peningkatan karena banyaknya PHK yang terjadi di dunia usaha.
"Ini yang akan kita upayakan agar angka pengangguran terbuka ini bisa diperkecil," tuturnya