Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengimbau kepada perusahaan dan karyawan industri smelter nikel PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) untuk membangun dialog dalam menyikapi kejadian pembakaran smelter nikel yang terjadi di Konawe, Sulawesi Utara.
“Saya sangat menyesalkan terjadinya pembakaran pabrik Virtue Dragon Nickel Industry. Saat ini pemerintah sedang bekerja keras membawa investasi ke Indonesia yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan dan lapangan usaha bagi masyarakat,” ujar Menperin kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Menurutnya, pembakaran fasilitas industri merupakan tindakan tidak perlu, karena perusahaan dan karyawan bisa melakukan dialog untuk mencapai jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
Menperin mengimbau pekerja untuk menahan diri, dan membuka ruang dialog dengan pihak manajemen untuk menyelesaikan segala isu secara transparan agar kejadian ini tidak terulang kembali.
“Sebaliknya, saya juga meminta perusahaan untuk mematuhi seluruh peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, termasuk memastikan pemenuhan hak para pekerja,” ujarnya.
Menperin meminta kepada pemerintah Kabupaten Konawe untuk segera memfasilitasi mediasi untuk semua pihak terkait dengan sebaik-baiknya, dan kepada aparat keamanan untuk menindak tegas pihak-pihak yang melakukan tindakan anarkis.
“Sekali lagi, pemerintah meminta kepada semua pihak agar bersama-sama menjaga situasi yang kondusif dan tidak memperburuk keadaan, guna menjaga iklim investasi yang sejuk di Kabupaten Konawe,” tegasnya.
Kemenperin memberikan apresiasi kepada PT VDNI yang telah merealisasikan investasinya sebesar 1 miliar dolar AS untuk membangun 15 tungku Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan total kapasitas produksi bisa mencapai 800 ribu metrik ton per tahun untuk menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) yang memiliki kadar nikel 10-12 persen.
Apalagi proyek ini akan dilanjutkan menjadi industri yang terintegrasi dan menghasilkan stainless steel berkelas dunia. PT VDNI telah memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap pertumbuhan nilai ekspor nasional, yang menyumbang sebesar 142,2 juta dolar hingga akhir 2018 dari pengapalan produk NPI.
Selain itu, proyek tersebut menyerap tenaga kerja sebanyak 6.000 orang yang sebagian besar merupakan warga asli Sulawesi Tenggara. Tenaga kerja tidak langsung juga terserap sebanyak 10.000 orang yang merupakan bagian dari multiplier effect.
Fasilitas smelter dengan luas area 700 hektare tersebut menjadi salah satu fasilitas pemurnian bijih nikel terbesar di Indonesia. PT VDNI adalah anak perusahaan Jiangsu Delong Nickel Industry Co., Ltd, produsen feronikel terkemuka.
Bahkan, perusahaan afiliasi PT VDNI, sedang membangun pabrik smelter nikel dengan kapasitas produksi NPI sebanyak 1,2 juta ton per tahun dan pabrik untuk memproduksi stainless steel dengan kapasitas sebanyak 3 juta ton per tahun.
Total nilai investasi ini diperkirakan mencapai 2 miliar dolar. Dengan diproduksinya stainless steel di PT VDNI sangat sesuai dengan program hilirisasi smelter di Indonesia yang sedang didorong terus oleh Kementerian Perindustrian.
Kemenperin juga mencatat, sepanjang tahun 2019, ekspor dari industri smelter menembus miliar dolar AS. Tahun ini diproyeksi menembus 8-10 miliar dolar AS. Selain itu, investasinya sampai saat ini mencapai 15-16 miliar dolar.
Menperin imbau perusahaan smelter nikel bangun dialog
Selasa, 15 Desember 2020 21:57 WIB