Pontianak (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalbar terus mendorong pengembangan komoditas unggulan lokal dari waktu ke waktu, salah satunya yaitu kain tenun sebagai upaya untuk memajukan UMKM di daerah itu.
“BI menyadari bahwa geliat UMKM wastra kain tradisional harus didorong tidak hanya dari sisi kualitas namun juga kuantitas produksi demi peningkatan kesejahteraan pelaku UMKM dan mendukung perkembangan ekonomi serta penciptaan pariwisata sebagai gerakan ekonomi baru,” ujar Kepala KPw BI Kalbar, Agus Chusaini di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa untuk pengembangan kain lokal di Kalbar telah dilakukan sejak 2017 . BI Kalbar mendekatkan diri kepada UMKM kain tenun tradisional di Kabupaten Sambas, yaitu kelompok perajin tenun dari Desa Sumber Harapan, Kecamatan Sambas, Kabupatan Sambas.
“Perkenalan BI Kalbar dengan perajin Sambas diawali dengan pemberian bantuan PSBI (tahun 2017) berupa alat tenun dan peralatan pendukung kepada sekitar 30 orang perajin,” kata dia.
Selanjutnya, pada tahun 2019 dan 2020 BI melakukan pendampingan yang lebih intensif dan bekerjasama dengan Dekranasda dan PemKab Sambas. Bentuk program yang telah dilaksanakan adalah Bantuan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), pelatihan penggunaan ATBM dan pelatihan pewarnaan alam,.
“Bahkan kita juga menggelar pelatihan produksi bersama desainer nasional, revitalisasi rumah tenun, promosi dalam bentuk pameran dan/atau fashion show skala nasional dan internasional dan penyusunan dokumentasi, kerjasama pemasaran dan lainnya,” kata dia.
Selanjutnya kata dia, pada 2020 ini, BI kembali melanjutkan kerjasama khususnya dengan Dekranasda dan dinas terkait untuk memperkenalkan keunggulan kain tradisional dimaksud melalui kegiatan pelatihan jahit dan desain yang pesertanya mewakili seluruh kabupaten kota di Kalbar
“Kerja sama ini juga sejalan dengan nota kesepahaman antara BI dengan Dekranasda Nasional tentang kerja sama dan koordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas dan program BI dan Dewan Kerajinan Nasional dalam rangka pengembangan UMKM sektor industri kerajinan,” kata dia.
Ia menambahkan pelatihan menjahit tersebut secara total telah dilaksanakan dalam 14 hari kegiatan, dengan jam pelajaran sekitar 100 jam. Adapun peserta kegiatan yang berhasil mengikuti seluruh program pelatihan berjumlah total 37 peserta, dengan rincian 19 peserta program desain dan 18 peserta program jahit.
“Berdasarkan penjelasan tim, peserta program ini berhasil menyerap ilmu dan mengaplikasikan dengan sangat baik. Kami juga mencatat Wignyo Rahadi dan tim mengapresiasi keseriusan dan kualitas peserta program dari Kalbar, dibandingkan dari provinsi lainnya,” kata dia
Ia berharap agar setelah program tersebut, masing-masing peserta dapat terus meningkatkan usaha fashion nya, membentuk suatu komunitas bisnis atau usaha bersama dan dapat menghasilkan produk siap jual yang berkualitas tinggi, demi menunjang perkembangan industri wastra asli Kalbar. Kemudian berharap agar peserta tidak segan-segan untuk membagikan ilmunya kepada rekan-rekan pelaku UMKM fashion lainnya yang belum berkesempatan mengikuti program tersebut
“Dari sisi dukungan, kami mengharapkan agar Dekranasda provinsi dan kabupaten kota dapat mendukung perkembangan rekan-rekan peserta dari segala sisi. Kerjasama dan sinergi yang baik ini tentunya akan memberikan dampak moril dan dampak riil yang positif kepada para peserta yang telah lulus,” kata dia.
BI Kalbar komitmen dukung pengembangan kain tradisional lokal
Kamis, 17 Desember 2020 18:58 WIB