Jakarta (ANTARA) - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karonpenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan belum ada keterkaitan antara dua terduga teroris dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap di Jawa Timur dengan kelompok di Makassar.
"Sampai saat ini belum ada relasi antara Jatim dengan Makassar," kata Rusdi dalam konferensi pers di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
Menurut Rusdi, jaringan kelompok JAD yang ada di Jawa Timur terputus dengan JAD yang ada di Makassar, Sulawesi Selatan.
Ia mengatakan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri tengah mendalami peran dan aktivitas kelompok JAD yang ada di Jawa Timur.
"Ini sedang didalami kelompok yang ada di Jatim walaupun mereka masuk kelompok JAD," ucap Rusdi.
Sebelumnya, dua terduga teroris ditangkap Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri di wilayah Tulungagung dan Nganjuk, Jawa Timur.
Kedua terduga itu berinisial MM usia 45 tahun ditangkap di Tulungagung dan LAM, laki-laki berumur 25 tahun di Nganjuk. Keduanya masuk dalam kelompok JAD di wilayah Jatim.
Dari penangkapan keduanya didapatkan barang bukti berupa dua unit senjata api, laptop atau komputer jinjing, ponsel dan buku tentang "fiqih jihadis".
"Sedang didalami Densus untuk menuntaskan permasalahan terorisme di Jatim dan di Tanah Air pada umumnya," tutur Rusdi.
Seperti diketahui dalam operasi pencegahan dan penindakan terorisme di wilayah Jawa Timur dari periode Februari hingga Maret 2021, ditangkap sebanyak 22 orang terduga teroris.
Sejumlah 22 orang terduga teroris tersebut tergabung dalam kelompok Fahim masih kelompok Jamaah Islamiah (JI) yang berafiliasi dengan Al Qaeda.
Seluruh terduga teroris asal Jawa Timur telah dibawa ke Jakarta untuk proses hukum lebih lanjut, mereka tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis (18/3) lalu.