Pontianak (ANTARA) - Kerajinan rotan bidai di Desa Jagoi, Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat di bawah Koperasi Bong Topui saat ini mengalami kesulitan masuk pasar internasional.
"Selain itu hambatan lainnya adalah penyediaan bahan baku yang mesti didatangkan dari luar negeri," kata Ketua Koperasi Bung Topui Ahau Kandoh, saat dihubungi di Bengkayang, Sabtu.
Dengan kondisi yang ada pihaknya butuh dukungan dari semua pihak sehingga produksi yang ada memiliki pasar yang luas.
"Berharap perhatian semua pihak terutama dari pemerintah,"katanya.
Sementara itu Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis saat melakukan kunjungan dan melihat proses pembuatan kerajinan rotan bidai bersama rombongan memperhatikan koperasi melalui anggota sudah mulai berupaya menanam rotan.
"Ke depan harapannya pemerintah daerah melalui dinas dapat mendukung baik dari sisi bahan baku, proses pemasaran, hingga akses izin ekspor impor. Selain itu produknya perlu manfaatkan peluang Pasar Tradisional PLBN Jagoi Babang," ucapnya.
Baginya, koperasi yang sudah berdiri sejak lama dan masih bisa bertahan di masa pandemi COVID-19 itu akan disiapkan areal 100 hektare untuk menanam rotan.
"Pemda nantinya akan membangun Perusahaan Daerah yang akan menjadi penopang bagi berbagai upaya dan usaha masyarakat baik kelompok tani maupun perajin, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan koperasi dalam kontribusi terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Bengkayang," ujarnya.
Ia juga meminta agar kerajinan rotan bidai bisa mendapat Hak Merek dan HAKI.
"Untuk HAKI sendiri sudah diusulkan oleh dinas terkait dan saat ini tinggal menunggu persetujuan Menteri Koperasi dan UKM serta Menteri Hukum dan HAM," katanya.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Koperasi, UKM Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Bengkayang Heru Pujiono mengatakan diperlukan kolaborasi dan sinergi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam rangka kesiapan koperasi potensial dan unggulan dalam menatap peluang ekspor.
"Kesiapan mulai dari rantai pasok, proses produksi dan pemasaran. Agar nantinya peluang 30 persen tempat untuk UMKM dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha kecil dan koperasi di PLBN Jagoi Babang," katanya.
Baginya kesiapan tersebut agar koperasi di Bengkayang siap menatap ekspor melalui Pelabuhan Darat PLBN Jagoi Babang 2022 berbasis Kawasan Agro Eco Budaya dan Wisata.
Kerajinan bidai Bengkayang kesulitan masuk pasar internasional dampak pandemi
Minggu, 13 Juni 2021 6:29 WIB