Jakarta (ANTARA) - Sebuah narasi beredar di media sosial baik Facebook, Instagram, maupun Twitter tentang klaim pasien penyakit ganas hanya mati di rumah sakit.
Narasi itu mempertanyakan mengapa penyakit yang disebut ganas tidak membuat orang-orang mati di jalan, di rumah atau di sawah.
Berikut narasinya:
"Jika Memang "Ganas", Kenapa tidak Mati di Jalan, Kenapa Tidak Mati di Rumah, Kenapa Tidak Mati di Sawah/Kebun, Kenapa Tidak Mati di Pasar-pasar?
Tapi SELALU MATI DI RS
"ADA APA DENGAN RS?"
#OPENYOURMIND #PLEASEWAKEUP #SALAMAKALSEHAT"
Lalu benarkah pasien penyakit ganas hanya meninggal di rumah sakit?
Penjelasan:
Berdasarkan penelusuran ANTARA, narasi tentang pasien penyakit ganas hanya mati di rumah sakit adalah narasi yang menyesatkan.
Narasi tentang pasien penyakit ganas itu muncul tatkala terjadi peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia pada Juni 2021.
Mengutip pemberitaan Republika.co.id pada 3 Juli 2021, sebanyak 265 pasien COVID-19 meninggal saat isolasi mandiri di rumah, data itu didapat dari data LaporCovid-19.
Data tersebut dihimpun dari sosial media seperti Twitter, berita daring, dan laporan langsung dari warga ke LaporCovid-19.
LaporCovid-19 menyatakan banyak pasien yang sedang melakukan isolasi mandiri di rumah meninggal saat berupaya mencari fasilitas kesehatan,atau sedang menunggu antrean di IGD.
Koordinator Tim Lapor Data LaporCovid-19 Said Fariz Hibban mengatakan fenomena pasien meninggal yang sedang isolasi mandiri itu menjadi potret nyata fasilitas kesehatan yang kolaps dan menyebabkan pasien COVID-19 sulit mendapatkan layanan medis.
Klaim: Pasien penyakit ganas hanya mati di rumah sakit?
Rating: Hoaks
Hoaks! pasien penyakit ganas hanya mati di rumah sakit
Jumat, 9 Juli 2021 8:48 WIB