Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat Magdalena mengatakan pihaknya terus berupaya dan mendorong adanya budidaya ikan dengan sistem bioflok ke nelayan agar sumber pendapatan nelayan tidak tergantung dengan musim.
“Pemerintah Kabupaten Bengkayang saat ini sedang berupaya mengembangkan budidaya dengan sistem bioflok ke nelayan. Hal tersebut guna mengantisipasi cuaca buruk yang menjadi halangan bagi nelayan untuk melaut. Sehingga secara ekonomi tetap bisa bertahan,” ujarnya saat dihubungi di Bengkayang, Kamis.
Ia menjelaskan budidaya ikan dengan sistem bioflok dapat menjaga kualitas air dan ramah lingkungan. Bioflok sendiri merupakan sebuah sistem dengan menumbuhkan mikroorganisme. Fungsi dari mikroorganisme tersebut ialah memanfaatkan limbah yang terdapat di kolam tempat ikan hidup.
"Saat ini jumlah nelayan tentu semakin bertambah, sementara untuk wilayah tanggapan tentu semakin sempit. Memang saran kami ke nelayan selain mengandalkan hasil melaut, juga lebih ke budidaya. Hal itu karena faktor lain dari melaut juga berpengaruh pada ekosistem terumbu karang yang secara terus menerus melakukan penangkapan, apalagi tidak pernah melakukan konservasi laut," kata dia.
Menurutnya, upaya-upaya tersebut tentu perlu dukungan dari berbagai pihak, masyarakat (nelayan), pemilik modal, perbankan dan lainnya. Sehingga program tersebut dapat berjalan.
Ia menegaskan, saat ini pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam rangka melakukan peningkatan terhadap pendapatan nelayan, khususnya di masa pandemi seperti ini. Termasuk di antaranya menyiapkan langkah antisipasi bencana alam di laut, yang dapat berdampak besar untuk nelayan.
"Sementara untuk budidaya ikan, kita perlu dukungan semua pihak karena dalam hal ini pemerintah sendiri hanya sebagai regulator. Dukungan bisa saja dari pemilik modal, perbankan dan lainnya,” katanya.
Ia menyampaikan selain pandemi, cuaca menjadi faktor utama hasil melaut para nelayan. Untuk itu, dirinya menyarankan agar nelayan bisa berinovasi tidak hanya mengandalkan ikan yang ada di laut tapi juga berupaya membudidayakan ikan. Sehingga, sambungnya, ketika terjadi cuaca buruk cadangan ikan masih tersedia untuk penuhi kebutuhan pasar.
"Budidaya ikan bisa dilakukan dengan sistem tambak atau pun bioflok. Selain itu nelayan juga bisa melakukan budidaya ikan air tawar. Apalagi Bengkayang ini punya daerah aliran sungai yang mendukung hal itu," katanya.
Ia juga memastikan, untuk melindungi nelayan, saat ini pemerintah juga mengadakan program untuk memberikan asuransi kepada nelayan, dan itu berlaku dalam setahun. Setelah masa berlaku habis, nelayan dapat memperpanjang kembali secara mandiri.
“Selain itu, pemerintah juga telah memberikan rekomendasi untuk mendapatkan BBM solar subsidi untuk melaut. Hanya saja kami minta setiap nelayan dapat melaporkan berapa kebutuhan sekali melaut dengan rincian yang lengkap sebagai bukti.,” jelas dia.