Pontianak (ANTARA) - Konsultan Biologi Molekuler Laboratorium Jejaring Pemeriksaan COVID-19 RS Untan dan Labkesda Provinsi Kalbar dr Andriani mengatakan hingga kini belum ditemukan adanya varian Delta Plus (AY. 4.2) seperti yang adai di Malaysia di wilayah Kalimantan Barat.
"Sampai saat ini, sudah ada lima kali pengiriman sampel untuk dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS) di Litbangkes Jakarta. "Pengiriman sampel tersebut dilakukan untuk mengetahui varian dari virus COVID-19 yang ada di Kalimantan Barat. Meski demikian pemeriksaan pada sampel yang dikirim itu dilakukan secara random oleh Litbangkes," kata Andriani di Pontianak, Rabu.
Dia mengatakan, pengiriman sampel tersebut sudah dilakukan sebanyak lima kali, dari sejak awal COVID-19 hingga sekarang. "Mengingat kapasitas pemeriksaan Whole Genom Sequencing. Semua sampel akan diperiksa tetapi secara random berdasarkan pertimbangan tertentu," tuturnya.
Ia mengatakan pengiriman terakhir pada 11 Oktober 2021. Sebanyak 34 sampel yang dikirim yang diambil dari beberapa kasus COVID-19 kabupaten/kota di Kalbar.
"Kami masih menunggu hasil dari 34 sampel sebab tidak hanya Kalimantan Barat saja tapi pengiriman dilakukan provinsi lain se-Indonesia," kata Andriani.
Andriani melanjutkan saat ini sekitar 86 sampel sudah tersubmit di data Gisaid, 56 di antaranya merupakan varian delta.
Varian delta ini terdeteksi dari sampel yang dikirim pada Mei 2021. Sampel yang dikirim itu dari Kabupaten Melawi. "Varian of concern yakni Delta memang terdeteksi di Kalimantan Barat," sebut Andriani.
Ia melanjutkan varian Delta Plus yang ditemukan di Malaysia saat ini komposisinya hampir sama dengan virus COVID-19 yang ada di Indonesia. Varian yang mendominasi saat ini di Indonesia adalah delta.
"Yang saat ini masih terus diawasi varian Delta Plus dengan tambahan mutasi pada AY.4.2," kata Andriani.
Sebagai antisipasi pihaknya memeriksa semua sampel yang memenuhi kriteria. Sampel yang diperiksa itu diambil dari pekerja migran Indonesia. Semua pekerja migran Indonesia (PMI) dikatakan Andriani yang masuk melalui PLBN, pemeriksaan sampel dilakukan di Untan.
Jika pemeriksaan pada sampel yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke Malaysia dilakukan secara sampling. "Sampel-sampel dari PMI tidak kami lakukan sampling tak diperiksa semuanya," tuturnya.
Ia menambahkan dari sampel yang diambil dari PMI dan positif COVID-19 belum ditemukan varian delta plus. Namun secara karakteristik virusnya sama dengan sampel dari wilayah Sarawak Malaysia.
"Walaupun delta plus sudah terdeteksi di Malaysia, namun semua sampel positif PMI yang melewati PLBN di Kalbar belum ditemukan varian Delta Plus (AY. 4.2)," terang Andriani.
Andriani melanjutkan sub varian delta yang mendominasi di Indonesia karakteristik sama dengan di Malaysia. "Jadi kalau di Indonesia Delta AY. 2.3 dan Malaysia juga sama," kata Adriani.
Kalbar belum temukan penyebaran varian Delta Plus COVID-19
Rabu, 10 November 2021 21:42 WIB