Hong Kong (ANTARA) - Pemerintah Hong Kong menyetujui penurunan batas usia penerima vaksin COVID-19 buatan Sinovac, China, menjadi tiga tahun.
Sebelumnya, hanya warga berusia 18 tahun ke atas yang diizinkan mendapatkan vaksin CoronaVac.
Langkah tersebut diambil ketika wilayah administratif China itu memperluas jangkauan vaksinasi bagi 7,5 juta penduduknya.
"Anak-anak usia 12 hingga 17 tahun akan diprioritaskan untuk menerima vaksin CoronaVac, dengan maksud memperluas (cakupan) hingga ke kelompok usia yang lebih muda pada tahap selanjutnya," kata menteri pangan dan kesehatan (SFH) Sophia Chan lewat sebuah pernyataan, Sabtu.
Dia mengatakan manfaat dari izin perluasan batas usia yang mencakup anak 3-17 tahun "lebih besar dari risikonya".
Panel penasihat pemerintah Hong Kong untuk vaksin COVID-19 sebelumnya merekomendasikan SFH untuk menyetujui batas usia yang baru tersebut, menurut pernyataan itu.
Perluasan rentang usia penerima vaksin diputuskan ketika upaya vaksinasi sejak Februari di pusat keuangan Asia itu tertinggal dari negara-negara ekonomi maju lainnya.
Baru sekitar 67 persen penduduk Hong Kong yang sudah divaksin lengkap dengan dua dosis vaksin Sinovac atau BioNTech.
Dalam pernyataan terpisah pada Jumat (19/11), pemerintah kota itu mengatakan telah membeli satu juta dosis vaksin BioNTech tambahan untuk vaksinasi dosis ketiga atau booster.
Hong Kong mengikuti jejak Beijing yang tetap menerapkan pembatasan perjalanan ketat untuk menekan wabah baru COVID-19.
Langkah itu berbeda dengan kebijakan berbagai negara yang telah membuka diri dan hidup berdampingan dengan virus corona.
Para pelobi bisnis internasional telah mengingatkan bahwa Hong Kong bisa kalah dari pusat keuangan lain seperti Singapura, karena kehilangan talenta, investasi, dan daya saing, kecuali mereka melonggarkan pembatasan.
Meski nyaris tak ada kasus lokal baru dan terbebas dari virus corona, Hong Kong mewajibkan pelaku perjalanan asing untuk menjalani karantina di hotel hingga selama 21 hari dengan biaya sendiri.
Sumber: Reuters